FAJAR.CO.ID, BANTEN -- Arta Grave Monica (35), tengah disoroti publik, setelah membawa meja dan kursi sejauh 200 meter dengan berjalan kaki untuk anaknya belajar di sekolah.
Aksi ini dilakukan orang tua siswa SD Negeri 2 Pasirtangkil yang berada di Kampung Kolelet Inpres, Desa Pasir Tangkil, Kecamatan Warung Gunung, Kabupaten Lebak, Banten.
Aksi tersebut terjadi setelah anaknya, Afy Cristy Nauly (11) siswa kelas 4, ditegur oleh Kepala Sekolah dan dituding merusak meja dan kursi sekolah.
Sehingga, orang tua siswa Afy terpaksa membawa perlengkapan tersebut ke sekolah, untuk mengganti meja dan kursi yang rusak.
Meski merasa terbebani, ia tetap membawa perlengkapan tersebut untuk memenuhi permintaan kepala sekolah.
"Zaman susah seperti ini, Rp400 ribu itu mahal, Pak. Bisa buat beli beras sekarung," kata Arta Grave dikutip Selasa (29/4/2025).
Arta Grace Monica mengaku tidak tahu meja tersebut rusak oleh siapa dan menurutnya meja itu bekas siswa terdahulu. Ia juga mengaku sangat miris dengan dunia pendidikan saat ini.
“Saya bawa meja dan kursi karena disuruh mengganti sama kepala sekolah, di grup kelas dia mengirim pesan kalau dinas tidak bisa, suruh ganti tidak mau," ujarnya
"Awalnya aku nggak respons. Aku perhatikan saja. Terus kata temennya Afy orang tuanya, itu mejanya Afy yang rusakin. Terus aku tanya sama anaknya. Kata anakku nggak mah itu mah udah rusak dari kelas terdahulu udah reyot,” sambungnya.
Arta juga mempertanyakan kebijakan ini, apalagi terjadi di ruang lingkup sekolah. Dia menilai, baru kali ini sekolah meminta orang tua siswa mengganti fasilitas yang rusak.
“Saya sedih, kenapa baru kali ini fasilitas sekolah disuruh diganti sama orang tua, apakah memang ada aturannya fasilitas sekolah harus diganti sama orang tua murid? Saya sedih sama dunia pendidikan kenapa kaya gini,” imbuhnya.
Sementara itu, wali kelas Joharnesa membenarkan bahwa meja dan kursi rusak oleh para siswa.
Namun, ia tidak mengetahui bahwa kepala sekolah meminta ganti meja dan kursi yang rusak kepada orang tua siswa.
“Tidak tahu saya, itu mah langsung aja ada di grup aja. Dia berkata begitu, saya nggak tahu. Karena bilangnya itu di grup nggak bilang secara langsung ke saya,” ungkap Joharnesa.
Atas kejadian tersebut, orang tua siswa menyayangkan dan mengaku sangat miris dengan dunia pendidikan saat ini. (Besse Arma/Fajar)