Gus Ipul: Boleh Orang Tua Tidak Sekolah, tapi Anaknya Harus Jadi Anak Hebat

  • Bagikan
Menteri Sosial (Mensos), Syaifullah Yusuf di hadapan orangtua murid (Foto: Muhsin/fajar)

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Menteri Sosial (Mensos), Syaifullah Yusuf menyebut, pemerintah ingin Indonesia menjadi negara yang makmur di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

Hal ini diungkapkan Gus Ipul, sapaannya, saat hadir dalam acara sosialisasi Sekolah Rakyat di Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) milik Pemerintah Provinsi Sulsel, Jalan Sultan Alauddin, Kecamatan Tamalate, Kamis (8/5/2025).

"Kita semua ingin Indonesia menjadi maju, makmur, mari kita bikin prestasi mulai dari rumah masing-masing," ujar Gus Ipul di hadapan para orang tua murid.

Dikatakan Gus Ipul, Presiden Prabowo memiliki program yang mesti mendapatkan dukungan. Bukan hanya pada level gubernur hingga bupati atau wali kota, tapi juga kalangan masyarakat.

"Meskipun rezekinya kecil tapi cukup, membuat lapang, maka dari itu mulai dari rumah masing-masing," ucapnya lagi.

Lanjut Gus Ipul, jika rumah warga bersih, maka lingkungannya juga akan bersih. Dan, jika lingkungan bersih, maka kota akan menjadi bersih juga.

"Kalau kota hingga provinsi bersih, maka Indonesia juga akan menjadi bersih," Gus Ipul menuturkan.

Pengganti Tri Rismaharini ini menekankan kepada para orang tua murid agar memulai dari langkah-langkah kecil.

"Kita mulai dari langkah kecil dari rumah masing-masing. Untuk kemajuan Indonesia," imbuhnya.

Gus Ipul bilang, meskipun orang tua para murid tidak memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi, tidak menghalagi anak-anaknya meraih mimpi.

"Boleh orangtuanya tidak sekolah, tidak sukses, tapi anak-anaknya harus menjadi anak hebat, menjadi generasi sukses ke depan," tandasnya.

Dijelaskan Gus Ipul, di Kota Makassar banyak yang seperti Naila, sosok gadis belia yang mendapatkan bantuan beasiswa dari Presiden Prabowo.

"Banyak yang seperti Naila di Makassar, ini didata, dicek, asli apa gak, baru nanti dotes administrasi. Nantinya mudah-mudahan bisa mengikuti sekolah rakyat," sebutnya.

Ia menegaskan bahwa proses masuk Sekolah Rakyat tidak berdasar pada tes akademik. Akan tetapi ditujukan kepada anak yang memang memenuhi kriteria mendapatkan bantuan.

"Tidak ada tes akademik, lolos di sini atas seleksi kesehatan dan administrasi. Kalau orang tua tidak mengizinkan, kita tidak berani anaknya tinggal di asrama," kuncinya.

Sebelumnya diberitakan, air mata haru tak bisa ditahan Nurlia (35), warga Jalan Pandang 4, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar.

Ia tak menyangka, putri keduanya, Naila S, menerima hadiah beasiswa dari Presiden ke-8 Republik Indonesia, Prabowo Subianto.

“Saya sangat terharu, saya merasa bangga karena Naila bisa diberikan naik seperti begini,” ucap Nurlia dengan mata berkaca-kaca saat ditemui, Rabu (7/5/2025).

Kebahagiaan itu semakin membuncah ketika Nurlia mengetahui bahwa hadiah tersebut bukan hanya berupa beasiswa Sekolah Rakyat, tapi juga satu unit rumah siap huni.

Bantuan rumah itu akan ditempati keluarga kecilnya di wilayah perbatasan Makassar-Maros.

“Anak saya tiga, Naila anak kedua. Ini sudah cukup ini karena dihadiahkan rumah atas nama Naila juga. Alhamdulillah bersyukur bisa dapat rumah. Besok katanya sudah bisa ditinggali. Tidak ada bayar, ini dihadiahkan ke Naila khusus dari Presiden,” Nurlia menuturkan.

Nurlia juga menceritakan momen mengejutkan saat petugas dari Dinas Sosial Kota Makassar datang ke rumahnya malam sebelumnya.

“Dari Kemensos ada datang petugasnya tiga orang. Katanya ini anaknya dicari mau dapat bantuan semacam dihadiahkan, beasiswa. Mau dikasi masuk ke Sekolah Rakyat,” jelasnya.

Sebagai warga biasa, Nurlia menyimpan satu harapan besar, bisa bertatap muka langsung dengan Presiden Prabowo.

“Saya mau ketemu Pak Prabowo, semoga bisa ketemu langsung. Mau bilang terima kasih sebanyak-banyaknya,” harapnya.

Sementara itu, Naila, siswi kelas VI SD yang dikenal rajin dan penuh semangat, mengaku masih tidak percaya bisa menerima penghargaan sebesar itu.

“Awalnya saya mendaftar Sekolah Rakyat, terus ternyata muncul fotoku dibaca Pak Prabowo. Saya terharu dan bahagia. Harapanku semoga ini hadiah bisa sampai saya selesai kuliah juga,” kata Naila dengan senyum malu-malu.

Gadis 12 tahun itu juga bercerita tentang cita-citanya. Dengan semangat, ia menegaskan ingin menjadi seorang guru suatu hari nanti. “Cita-cita saya mau jadi guru," imbuhnya.

Mengenai kesehariannya, Naila mengaku selalu membantu orangtuanya di rumah hingga membantu jualan saat pulang atau libur sekolah.

"Saya bisa bantu ibu bersihkan rumah, saya juga bantu orang tua menjual kue dan kerupuk,” ungkap Naila.

Ayahnya, Syamsul (37), sehari-hari bekerja sebagai juru parkir, sementara sang ibu bekerja serabutan.

Di tengah kesederhanaan itu, mereka tak pernah menyangka perhatian langsung dari Presiden akan hadir di depan pintu rumah mereka. (Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan