Hasan Nasbi Dimaklumi Prabowo, Kenapa Gus Miftah Tidak?

  • Bagikan
Gus Miftah

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Perbedaan nasib antara Hasan Nasbi dan Gus Miftah dalam menghadapi dinamika pemerintahan cukup mencolok.

Anak buah Presiden Prabowo Subianto ini sempat tersorot karena melakukan blunder.

Gus Miftah, yang memiliki nama lengkap Miftah Maulana Habiburrohman harus menanggalkan jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan karena dinilai berlebihan dalam bercanda terhadap penjual es teh keliling.

Sementara itu, Hasan Nasbi, Kepala Komunikasi Kepresidenan, juga melakukan blunder dalam memberikan pernyataan kepada publik mengenai polemik yang terjadi di Indonesia.

Paling fatal, komentarnya ketika kantor media pemberitaan Tempo dikirimi kepala babi hingga bangkai tikus oleh orang tak dikenal (OTK).

Berbeda dengan Gus Miftah, Hasan Nasbi memperoleh kesempatan kedua. Hal ini memunculkan pertanyaan mengenai pertimbangan di balik keputusan tersebut.

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno mengatakan, jabatan Hasan Nasbi sebagai juru bicara sangat berkaitan erat dengan citra pemerintahan.

Atas dasar tersebut, kesalahan yang terjadi sebelumnya masih dianggap dapat ditoleransi.

“Jubir itu identik dengan pemerintah. Jadi, blunder kemarin masih dianggap wajar dan PCO diberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki model komunikasinya,” ujar Adi sebagaimana dikutip dari RMOL pada Jumat (8/5/2025).

Sebaliknya, Adi menilai bahwa posisi utusan khusus seperti yang diemban Gus Miftah tidak terlalu terkait langsung dengan wajah pemerintah di ruang publik karena tidak aktif setiap hari dalam memberikan respons terhadap isu-isu politik.

"Penampilan utusan khusus presiden di hadapan publik tidak tiap saat dan tidak day to day memberikan respons politik, berbeda dengan Jubir," tandasnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan apresiasi kepada para menteri Kabinet Merah Putih atas kinerja mereka selama enam bulan terakhir.

Meski demikian, ia mengakui adanya kekeliruan yang dilakukan sebagian anggota kabinet, terutama mereka yang baru pertama kali mengemban jabatan tinggi negara.

"Di sana-sini ada keseleo wajar, ada khilaf wajar, ada menteri senior yang sudah lama pengalaman, ada yang baru menjabat," kata Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna yang digelar di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2025) kemarin.

Sebagai bentuk empati terhadap situasi tersebut, Prabowo mengisahkan pengalamannya saat awal menjabat sebagai Presiden ke-8 RI.

Ia mengaku sempat kesulitan hanya untuk menemukan letak toilet di lingkungan Istana. Baginya, butuh waktu untuk benar-benar memahami seluk-beluk area kepresidenan.

Karena itu, Prabowo menyatakan bisa memaklumi jika ada kesalahan komunikasi dari pihak juru bicara presiden.

Ia tidak secara gamblang menyebut nama, namun pernyataan ini diyakini merujuk pada Hasan Nasbi, Kepala Kantor Komunikasi Presiden (PCO), yang sebelumnya sempat mengeluarkan pernyataan kontroversial hingga mengumumkan pengunduran dirinya ke publik.

Menariknya, Hasan Nasbi terlihat hadir dalam rapat tersebut. Ia duduk berdampingan dengan Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq dan Menteri Kependudukan dan Pembangunan/Kepala BKKBN, Wihaji.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan