Stunting Masih jadi Masalah Serius di Sulsel, Wagub Fatwa Harap Setiap Daerah Punya Strategi untuk Penurunan Angka

  • Bagikan
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Fatmawati Rusdi

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Masalah Stunting seperti masih menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah di Sulawesi Selatan.

Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Fatmawati Rusdi sebut terdapat stunting di lima daerah dengan angka stunting tertinggi

Hal ini berdasarkan Data SSGI 2023 menunjukkan prevalensi stunting di Sulsel mencapai 27,4 persen, sedangkan 2022 berada diangka 27,2 persen. 

Untuk data terbaru, SSGI 2024 turun signifikan dari 27,4 persen menjadi 23,3 persen. 

Angka prevalensi stunting tergolong tinggi, berada di Kabupaten Jeneponto, Enrekang, Takalar, Maros, dan Tana Toraja. 

Sementara untuk tiga daerah yaitu Kabupaten Barru, Bone, dan Selayar masuk dalam angka prevalensi stunting rendah.

Wagub Sulsel, Fatmawati Rusdi menyebut stunting masih menjadi persoalan serius yang membutuhkan pendekatan kolaboratif lintas sektor. 

Ia menyebut upaya percepatan penanganan tidak bisa dilakukan tanpa adanya kolaborasi karena memang memerlukan berbagai pihak dalam masalah ini.

“Stunting bukan hanya soal tumbuh kembang fisik anak, tapi berdampak pada kualitas sumber daya manusia ke depan,” katanya saat ditemui di Kantor Gubernur Sulsel, Jumat, (10/5/2025).

Fatma menyadari perlu adanya sinergi antar lembaga dalam menangani masalah stunting ini.

Apalagi beberapa daerah di Sulawesi Selatan belum memahami sektor utama (leading sector) dalam upaya percepatan penurunan stunting serta peran TPPS.  

"Bukan hanya Dinas Kesehatan atau Dinas Pemberdayaan Perempuan yang terlibat, tetapi ada setidaknya 14 dinas dan lembaga, termasuk BKKBN, BPOM, dan Kemenag, yang harus berkolaborasi," ucapnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan