Sayangkan Siswa SMP Tewas Tersengat Listrik, Eri Cahyadi Soroti Kelalaian Pihak Sekolah

  • Bagikan
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. (Humas Pemkot Surabaya)

FAJAR.CO.ID, SURABAYA -- Kasus siswa kelas IX SMP Katolik Angelus Frateran yang tewas tersengat listrik, sangat disayangkan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.

Diketahui, siswa yang menjadi korban tersengat listrik itu sedang mengerjakan tugas di rooftop SMA Kristen Frateran.

"Itu di luar jam pelajaran, jam yang sudah ditentukan. Kami sudah melakukan pemeriksaan kepada sekolah dan dengan orang tua siswa, kemarin sudah ditemukan Dinas Pendidikan, karena di luar jam sekolah," tutur Eri, Minggu (11/5).

Dia menilai insiden itu terjadi akibat kelalaian pihak sekolah, terutama petugas keamanan. Siswa seharusnya tidak berada di lingkungan sekolah saat hari libur berlangsung.

"Ini menjadi kelalaian dari penjaganya. Kok bisa anak tidak pada jam sekolah bisa ada di rooftop. Itu yang kita lagi koordinasikan," imbuh Eri.

Eri mengatakan, tak menutup kemungkinan pihaknya akan memberikan sanksi sembari menunggu pemeriksaan dari pihak kepolisian. "Pasti nanti ada tindakan sekolah ya," ujar Wali Kota Surabaya dua periode ini.

Sebelumnya, nasib malang dialami siswa SMPK Angelus Custos Surabaya berinisial SSH, 15 tahun. Dia tewas tersengat listrik di rooftop SMAK Frateran Surabaya.

Insiden tersebut terjadi saat SSH dan empat temannya hendak berlatih untuk ujian praktek Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) di sekolah.

"Mereka inisiatif sendiri masuk lewat pintu asrama. Berdasar chat WA, salah satu teman SSH, mengajak ke rooftop lantai 4," terang Ketua Dewan Pembina IKA Frateran Tjandra Sridjaja.

Rekaman CCTV menunjukkan SSH bersama teman-temannya mengenakan pakaian santai, kaos dan celana pendek. Mereka berlatih di rooftop hingga SSH terlihat mencoba melompati pagar besi pembatas.

Saat memanjat pagar tersebut, SSH diduga menginjak kabel listrik AC yang terkelupas dan berada di genangan air, menyebabkan tersengat listrik.

"Dari CCTV terlihat, SSH sempat berteriak dirinya kesetrum sambil memegang pagar besi, namun teman-temannya sempat mengira ia hanya bercanda," ujar Tjandra.

Melihat SSH tidak bergerak dan jatuh, teman-temannya segera berteriak meminta pertolongan. Pihak sekolah dan satpam langsung membawa SSH ke Rumah Sakit Adi Husada Undaan.

"Karena hari itu libur Nyepi, ambulans agak lama datang, sehingga pihak sekolah memutuskan membawa Steven dengan mobil sekolah," tutur Tjandra.

Sayang, nyawa SSH tak tertolong dan dokter menyatakan meninggal dunia. Atas insiden ini, Ayah korban, Tanu Hariadi melaporkan pihak sekolah ke Polrestabes Surabaya pada Sabtu (10/5). Laporan tersebut tercatat dengan nomor STTLPM/549/IV/2025/SPKT/Polrestabes Surabaya. (fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan