Belah Kayu Doli Jadi Simbol Damai, Konflik Pilkada Puncak Jaya Berakhir

  • Bagikan
Prosesi perdamaian adat belah kayu Doli menandai berdamainya dua kelompok yang sebelumnya bertikai saat pilkada. (ANTARA/HO/Polres Puncak Jaya)

FAJAR.CO.ID, PAPUA -- Gubernur Papua Tengah, Meki Fritz Nawipa, menyampaikan harapannya agar kondisi di Kabupaten Puncak Jaya kembali aman dan kondusif pasca konflik antar kelompok pendukung yang terjadi selama proses pilkada.

"Saya sangat berharap dengan selesai dilaksanakannya proses perdamaian yang ditandai dengan belah kayu Doli diharapkan tidak lagi terjadi pertikaian antar kedua pendukung sehingga masyarakat dapat kembali beraktivitas dengan normal," harap Gubernur Meki Nawipa di Mulia, Senin.

Ia menegaskan pentingnya seluruh pihak untuk bersatu dan fokus membangun daerah, meninggalkan konflik politik yang hanya menghambat kemajuan.

Dikatakan, sudah saatnya kita bersama-sama membangun Puncak Jaya dengan tidak adalah lagi pertikaian politik mengingat suatu daerah tidak akan bisa maju jika terus terjadi konflik dan perang.

Gubernur Nawipa juga menyampaikan apresiasinya terhadap semua pihak yang terlibat dalam proses pengamanan dan mediasi perdamaian.

"Terima kasih kepada Penjabat Bupati Puncak Jaya, personel TNI-Polri dan PMI yang dengan semangat luar biasa terus mengawal dan menciptakan situasi keamanan sehingga Kabupaten Puncak Jaya kembali aman dan damai," kata Gubernur Nawipa.

Perdamaian ditandai dengan ritual adat belah kayu Doli—tradisi Suku Dani—yang menandakan kedua kubu telah bersepakat mengakhiri konflik yang berlangsung selama tujuh bulan.

Dalam ritual tersebut, kedua pihak meletakkan kayu Doli, memanah anak babi, dan berjabat tangan sebagai simbol rekonsiliasi. Prosesi ini juga dihadiri pasangan Bupati dan Wakil Bupati Puncak Jaya terpilih, Yuni Wonda dan Mus Kogoya, serta pasangan calon Miren - Mendi. (*)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan