“Saya meminta untuk TNI melakukan investigasi yang mendalam guna memastikan apakah standar operasional telah dijalankan dengan benar,” tegasnya.
Dave menilai evaluasi ini penting untuk merumuskan kebijakan mitigasi di masa mendatang. Ia mendorong pemerintah dan TNI meningkatkan pengawasan serta memperketat audit prosedur keamanan.
Selain itu, anggota Komisi I DPR RI, Tubagus Hasanuddin, menyebut insiden ini seharusnya menjadi momentum bagi TNI untuk memperbarui SOP keamanan secara komprehensif. Ia menyoroti sifat teknis amunisi kedaluwarsa yang tidak stabil dan berisiko. Hasanuddin juga menyoroti pentingnya membatasi akses masyarakat ke area peledakan.
“Ke depannya, pembatasan wilayah harus dilakukan dengan pengawasan yang lebih ketat untuk mencegah warga sipil berada di area berbahaya,” katanya.
Saat ini, TNI tengah melakukan investigasi internal dengan melibatkan kepolisian dan instansi terkait untuk mengamankan area serta menelusuri penyebab pasti ledakan.
“Penyelidikan menyeluruh akan kami lakukan untuk memastikan tidak terulangnya insiden serupa,” ujar Kadispenad Wahyu.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, menyatakan seluruh korban telah dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk untuk proses identifikasi dan pemulasaraan.
“Kami terus berkoordinasi dengan aparat terkait di tempat untuk mengamankan lokasi peledakan, dan meng-clear-kan lokasi tersebut karena kami khawatir masih ada ledakan-ledakan lainnya,” katanya.
Mayjen Kristomei memastikan, penyelidikan akan dilakukan secara menyeluruh untuk mengungkap pemicu utama ledakan mendadak yang menyebabkan korban jiwa ini.