Terkait insiden ini, TNI akan membentuk tim investigasi untuk menyelidiki penyebab ledakan amunisi kedaluwarsa di Garut itu.
TB Hasanuddin yang merupakan purnawirawan TNI menjelaskan, amunisi yang diledakkan merupakan amunisi kadaluarsa yang secara teknis sudah tidak stabil.
Menurutnya, peledakan pertama sebenarnya telah dirancang untuk menghancurkan seluruh amunisi, dan petugas meyakini proses itu telah tuntas.
Namun, kata TB Hasanuddin, sifat amunisi kedaluwarsa yang tidak sepenuhnya bisa diprediksi menyebabkan ledakan susulan. Ia menduga ada kesalahan prediksi dari petugas.
"Amunisi kedaluwarsa itu tidak semuanya akan meledak serentak ketika diledakkan. Ada yang meledak langsung, tapi ada juga yang meledak belakangan karena sifatnya yang tidak lagi normal," jelas TB Hasanuddin.
"Ini akibat dari kesalahan prediksi petugas. Dikiranya satu ledakan cukup, ternyata ada amunisi yang meledak belakangan dan menimbulkan korban," ungkapnya. (Pram/fajar)