Dokter Tifa: Kepada Siapa Kami Lakukan Semua Ini?

  • Bagikan
Pegiat Media Sosial, Dokter Tifa

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ahli Epidemiologi sekaligus Pegiat Media Sosial, Dokter Tifauzia Tyassuma, menyebut dirinya beserta kawan-kawannya sedang berjuang menegakkan kebenaran dengan langkah awal membuka kebenaran di balik Ijazah Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

Melalui utas di akun X pribadinya, Dokter Tifa menyampaikan bahwa pihaknya sedang menjalankan tugas selayaknya Ilmuwan.

"Kami menjalankan tugas kami sebagai Ilmuwan, menggunakan ilmu dalam ranah yang kami punya, untuk menegakkan kebenaran dengan ilmu yang kami miliki, sebagai tugas dari Allah kepada semua Ilmuwan," tulis Tifa dilansir Rabu (14/5/2025).

Menurut Dokter Tifa memilliki sifat yang tertanam dalam jiwanya, seperti naluri, intuisi.

Sifat alami inilah yang menjadikan setiap Ilmuwan peka dan waspada terhadap hal yang ganjil, kesan yang tidak presisi, situasi yang tidak tepat, data yang tidak cocok, dan kesenjangan (gap) antara 'ruang, waktu, orang, peristiwa, teks, dan konteks'.

Dan ketika setiap hal tersebut di atas ada, maka tugas Ilmuwan untuk menduga, menghipotesis, menelaah, meneliti, menganalisis, mensintesis, memetasintesis, mengelaborasi, mengobservasi, dan mengkomparasi.

Tifa juga menyebut, berdasarkan tugas yang dipaparkan maka digunakan untuk mencari semua data kemudian menghasilkan sebuah kesimpulan.

"Apa yang kami, saya dr Tifa, Doktor Roy Suryo, Doktor Rismon Sianipar lakukan, adalah menjalankan tugas kami sebagai Ilmuwan, dan pekerjaan kami masih jauh," Jelasnya.

Dalam utasan tersebut, ia mengatakan semua itu dilakukan untuk membela negara dan juga rakyat

"Kepada siapa kami lakukan semua ini? kepada Tuhan, kepada kebeneran, kepada bangsa dan negara, kepada rakyat, kepada seluruh umat manusia," jelasnya.

Dalam ranah Ilmiah, semua nomena dan fenomena, subjek dan objek diperlakukan sama secara rasional dan objektif, bebas nilai, apalagi emosional.

Jadi, ketika pekerjaan ilmiah sedang dilakukan, tentu saja sangat tidak tepat kemudian seseorang merasa terhina dan direndahkan.

"Sebab data selain bebas nilai, juga tampil apa adanya. Data yang natural, tidak mengalami manipulasi, tampil bersih dan telanjang," terangnya.

Sebagai penutup dari cuitannya, ia meminta para pendukungnya untuk terus mendoakan agar senantiasa dirinya disertai ungkapan kebenaran.

"Jadi, insyaAllah, dengan izin Allah kami hadir ke Polda Metro Jaya hari Kamis, 15 Mei 2025 pukul 09.00. Dengan membawa niat, akal, dan ilmu yang bersih dan suci," ujarnya.

"Bismillah. Silakan jika Para Sahabat ingin membersamai kami. Kami tunggu dengan penuh cinta," tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Kagama Cirebon Raya, Heru Subagia, mengungkapkan hasil pertemuan dirinya bersama empat perwakilan Kagama Cirebon dengan mantan presiden, Jokowi, yang berlangsung di Solo, Kamis (15/5/2025) sekitar pukul 14.15 WIB.

Heru menyebut bahwa pertemuan berlangsung hangat dan diterima dengan baik oleh Jokowi.

Ia menegaskan bahwa pihaknya menyampaikan tiga poin utama dalam audiensi tersebut, salah satunya terkait isu ijazah Jokowi.

"Alhamdulillah kita berlima diterima dengan baik. Materi yang kita sampaikan sesuai rencana semula," ujar Heru kepada fajar.co.id, Kamis malam.

Kata Heru, fokus pembahasan adalah upaya mediasi antara Jokowi dengan sejumlah pihak yang kerap mengkritisi keabsahan ijazah kepala negara, seperti Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan dr. Tifa.

Di hadapan Jokowi, Heru menegaskan bahwa ketiganya tidak memiliki niat untuk menyerang pribadi, melainkan mendorong transparansi berdasarkan pendekatan ilmiah.

“Mereka tidak punya niat apapun untuk menghina atau membuat kegaduhan dengan isu ijazah. Mereka tetap pada posisi saintifik,” terang Heru. (Besse Arma/ Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan