FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa, mengingatkan seluruh wisatawan untuk menjunjung tinggi nilai sadar berwisata agar keberlanjutan destinasi-destinasi wisata di Indonesia tetap terjaga. Hal ini disampaikan menyusul kondisi memprihatinkan Candi Borobudur yang permukaannya ditempeli ribuan permen karet.
"Inilah sebenarnya, saya katakan bahwa sadar wisata itu tidak hanya harus dimiliki oleh pelaku di industri pariwisata, tapi juga kita secara umum. Masyarakat Indonesia juga harus punya sadar wisata dalam dirinya," kata Ni Luh saat ditemui usai menghadiri acara "Ngoprek" di Jakarta, Rabu.
Merespons temuan permen karet pada relief candi, Ni Luh menekankan bahwa pemahaman sadar wisata sangat penting untuk meningkatkan rasa hormat terhadap situs bersejarah dan budaya.
Pemulihan dan pelestarian destinasi wisata menurutnya tidak bisa hanya dibebankan kepada komunitas lokal, melainkan perlu kolaborasi dari seluruh elemen masyarakat.
Pemerintah, lanjut Ni Luh, telah menjalankan program prioritas seperti Gerakan Wisata Bersih (GWB) untuk memperkuat daya saing destinasi pariwisata Indonesia, dengan pendekatan berbasis komunitas.
"Menjaga atau melakukan pemulihan itu juga bisa dilakukan secara bersama-sama, contohnya kenapa kita melakukan Gerakan Wisata Bersih? Karena itu adalah cara kita mengaktifkan kembali community base (berbasis komunitas)," ujar dia.
Ia juga mengajak masyarakat luas untuk menjaga kelestarian Candi Borobudur dengan memperhatikan perilaku saat berkunjung, khususnya dalam menghargai peninggalan sejarah.
"Soal itu (Borobudur yang ditempeli permen karet), yang saya ajak lagi, ayo kita semua sadar wisata. Kalau kita mau destinasi kita bagus, ya kita yang harus menjaganya," kata Ni Luh.
Sebelumnya, ia menegaskan bahwa Candi Borobudur berada di bawah pengawasan Pemerintah Indonesia bersama UNESCO, dan mendapat perhatian dunia sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan.
Ia pun optimistis bahwa pengembangan kawasan candi oleh Badan Otorita Borobudur (BOB) akan mendorong peningkatan kunjungan wisatawan ke situs religi tersebut.
Pemerintah mencatat lebih dari 3.000 permen karet ditemukan menempel di permukaan Candi Borobudur. Kondisi ini mendorong diterapkannya pembatasan kunjungan ke area inti candi menjadi hanya 1.200 orang per hari, guna menjaga struktur dari tekanan, gesekan, dan kerusakan lebih lanjut. (*/ant)