Viral, Kadin Disebut Minta Jatah Rp5 Triliun Proyek PSN di Cilegon, Pemalakan atau Premanisme?

  • Bagikan
Video viral memperlihatkan pengusaha lokal meminta jatah proyek senilai Rp5 triliun dengan menyebut nama Kadin pada pelaksana proyek. (Foto tangkapan layar)

FAJAR.CO.ID -- Sebuah video pengusaha lokal meminta jatah proyek senilai Rp5 triliun pada pelaksana proyek strategis nasional (PSN) di Kota Cilegon. Nama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) disebut meminta jatah proyek di dalam video yang viral di media sosial itu.

Dalam video minta jatah proyek tersebut, tampak seorang pria mengenakan kemeja warna putih dan helm proyek putih. Dia berbicara tegas sambil menekankan jarinya ke meja di depan pria yang diduga wakil kontraktor.

Tak hanya pria berkemeja putih itu saja yang terlihat dalam video viral tersebut. Belasan laki-laki lain berkemeja putih dan sebagian memakai atasan warna hitam, serta dua orang masih mengenakan kaca mata hitam terlihat berdiri di sekeliling meja.

"Tanpa ada lelang, porsinya harus jelas tanpa ada lelang 5 trilun untuk Kadin, 3 triliun untuk Kadin tanpa ada lelang," kata laki-laki itu.

Video minta jatah proyek yang diduga aksi pemalakan pada pelaksana Proyek Strategis Nasional itu diduga terjadi pada pembangunan proyek pabrik kimia CA-EDCi milik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk senilai Rp15 triliun. Pabrik ini dibangun kontraktor asal Cina Chengda Engineering Co.

Video yang diduga minta jatah proyek itu kini diselidiki aparat kepolisian.

Kapolres Cilegon, AKBP Kemas Indra Natanegara mengatakan video tersebut buntut kesalahpahaman antara pihak pengusaha lokal dan asing.

Dia mengaku sudah melakukan mediasi dan tidak ada pengancaman ataupun intimidasi. "Kedua pihak sepakat menjaga situasi tetap kondusif," ujarnya seperti dalam keterangannya di Serang, Selasa, 13 Mei 2025,

Meski demikian, AKBP Kemas mengultimatum pihak-pihak yang mencoba memanfaatkan atribut organisasi kemasyarakatan (ormas) maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk menekan perusahaan, terutama dalam konteks proyek-proyek strategis.

Ia mengatakan berkomitmen untuk menindak tegas segala bentuk aksi premanisme yang mengatasnamakan organisasi kemasyarakatan (ormas) atau lembaga swadaya masyarakat (LSM), terutama yang mengganggu dunia usaha dan iklim investasi di wilayah Kota Cilegon.

"Kita ingin keberadaan mereka membawa manfaat bagi masyarakat dan mendorong percepatan pembangunan daerah,” kata AKBP Kemas Indra Natanegara.

Kadin Gerak Cepat Investigasi

Video viral yang menyebut nama Kadin itu membuat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bergerak cepat untu melakukan investigasi. Kadin membentuk tim verifikasi dan etik untuk menyikapi isu di Cilegon tersebut.

"Ini pas nih, jadi intinya kita di Kadin sedang membentuk dan sudah mulai tim verifikasi dan etis untuk melihat keluhan dan pertanyaan masyarakat di Cilegon," kata Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie ditemui di sela peresmian Kantor Pusat Konsultasi dan Pendampingan Satgas MBG Gotong Royong Kadin di Jakarta, Selasa, seperti dikutip Antara.

Anindya Bakrie menegaskan, Kadin menolak segala bentuk tindakan melawan hukum dan pendekatan yang represif. Kadin akan terus fokus mendorong perdagangan dan investasi nasional dengan menjunjung tinggi kepastian hukum.

Sebagai bentuk respons dugaan minta proyek senilai Rp5 triliun dari Proyek Strategis Nasional (PSN), Kadin akan menggelar pertemuan dengan perwakilan Gubernur Banten, BKPM dan aparat penegak hukum untuk menginvestigasi persoalan yang mencuat di wilayah Kota Cilegon.

Ia menilai insiden tersebut lebih bersifat oknum dan berada di level kabupaten/kota, sehingga penyelesaiannya akan dilakukan melalui sinergi Kadin daerah, provinsi dan Kadin Indonesia pusat.

"Intinya kita mengerti 8 persen itu mesti dicapai dan juga pertumbuhan ekonomi mesti tercapai, investasi mesti masuk dan Kadin tugasnya untuk mengawal. Jadi kalau ada hal-hal seperti itu, itu lebih ke arah oknum dan itu levelnya kan kabupaten/kota," katanya.

Lebih lanjut, Ia mengatakan Bidang Hukum dan Organisasi Kadin akan turut diterjunkan untuk menyikapi persoalan secara bijak, cepat, dan tepat sesuai nilai-nilai tata kelola organisasi yang sehat dan profesional.

Anindya mengingatkan insiden seperti itu bisa merusak kepercayaan investor, terlebih Kadin selama ini aktif melakukan promosi investasi keluar negeri demi memperkuat ekonomi nasional.

Ia menambahkan Kadin selalu bersikap pro-bisnis, pro-lapangan kerja, dan pro-pemberdayaan daerah, dengan tetap mengedepankan ketegasan dalam menjaga nama baik organisasi di tingkat nasional.

"Tapi kita juga tidak hanya ingin melihat di sosial media, kita ingin bertemu langsung. Dan memang Kadin itu besar," kata Anindya. (*)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan