Menyoroti praktik di negara lain, Fasha mengisahkan pengalamannya saat mengunjungi badan riset di Guangzhou, Tiongkok.
“Saya pernah berkunjung ke Guangzhou, ada namanya badan rencana peneliti dan riset, isinya puluhan professor, doktor dan lain sebagainya. Gedungnya 28 lantai, di semua gedung itu semua perencanaan dari isu sampai alutsista di gedung itu, tapi mereka ketika membangun tidak mengambil alih salah satu entitas yang sudah berjalan,” tandas Fasha.
Fasha juga mengingatkan agar BRIN tidak terjebak dalam ego sektoral. Menurutnya, bila BRIN belum mampu menjalankan fungsi tertentu seperti nuklir misalnya, sebaiknya fokus pada riset dan menyerahkan implementasi kepada lembaga pelaksana yang kompeten.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi antar lembaga untuk mendukung visi Presiden menuju kemandirian energi, pertanian, dan ketahanan pangan.
“Ini yang kami inginkan, jadi kepada BRIN ini kalau masing-masing ego sektor dikedepankan maka ini tidak akan selesai. Kasihan entitas-entitas yang sudah lebih berjalan sudah memang itu menghasilkan sesuatu untuk bangsa ini harus dilebur kembali. Ini yang terjadi, jadi ini yang rasa ada kemunduran,” pungkas Fasha. (Pram/fajar)