FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kini sedang mencari sosok ketua umum baru. Di tengah wacana Pemilu Raya 2025 itu, nama mantan Presiden RI, Joko Widodo dimunculkan sebagai calon ketua umum.
Merespons keinginan sejumlah kader PSI itu, pengamat politik, Jamiluddin Ritonga menilai PSI tetap kesulitan menjadi parpol menengah meskipun Presiden ketujuh RI Joko Widodo atau Jokowi ditunjuk kader lalu diangkat menjadi ketum partai berkelir merah itu.
"Bila Jokowi jadi ketum, tidak dengan sendirinya bisa membawa PSI menjadi partai menengah," kata Jamiluddin, Jumat (16/5).
Menurut Jamiluddin, persaingan parpol sangat ketat, sulit bagi PSI menyodok menjadi partai menengah dari status guram.
"Tidak mudah bagi partai guram seperti PSI dalam waktu singkat bisa menyodok ke partai menengah," ujar Jamiluddin.
Pengamat dari Universitas Esa Unggul itu menilai Jokowi selama menjadi presiden selalu menjadi sosok kontroversial.
Jamiluddin mengatakan kontroversi Jokowi makin meningkat setelah eks Gubernur Jakarta itu lengser dari pos Kepala Negara. "Jadi, Jokowi bisa menjadi titik lemah PSI," katanya.
Jamiluddin mengatakan tak ada jaminan bagi PSI akan melenggang ke Senayan pada Pileg 2029 bila dipimpin Jokowi.
Sebab, lanjut dia, PSI untuk masuk ke Senayan akan bersaing dengan partai mapan seperti PDI Perjuangan, Gerindra, Golkar, PKB, Demokrat, PKS, Nasdem, dan PAN.
Mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta itu menyarankan PSI mengkaji ulang jika memang ada rencana untuk menjadikan Jokowi sebagai Ketum PSI.
"Jangan sampai terpilihnya Jokowi jadi ketum justru nantinya membuat PSI semakin menjadi partai guram," katanya.
PSI bakal melaksanakan Pemilu Raya 2025 dalam waktu dekat untuk memilih sosok ketum partai berkelir merah itu. Pendaftaran terhadap kandidat telah dibuka pada 13 Mei 2025 dari 09-18.00 WIB di Basecamp DPP PSI, Jakarta.
PSI menetapkan syarat sosok maju sebagai bakal calon Ketum PSI ialah mengantongi kartu keanggotan partai dan menerima dukungan 5 DPW atau tingkat provinsi serta 20 DPD atau tingkat kabupaten atau kota.
Jubir PSI Ariyo Bimmo mengatakan suara level bawah internal partainya sudah lama menginginkan Jokowi bisa menjabat ketum partai bernomor 15 pada Pemilu 2024 itu.
"Aspirasi seperti itu sudah sering didengungkan kader. Namun, sesuai prosedur dan timeline yang dibuat panitia Pemilu Raya, mohon doa untuk kandidat Ketum PSI yang terbaik," katanya. (fajar)