Keempat, subsidi silang dan program “Satu Rumah, Satu Buku per Bulan”. Model subsidi silang dapat diterapkan, di mana pembelian buku premium menyubsidi buku murah untuk daerah marginal. Inisiatif program nasional seperti “Satu Rumah, Satu Buku per Bulan” dapat menjadi stimulus untuk menanamkan kebiasaan membaca sejak dini.
“Saya berharap peringatan Hari Buku Nasional tahun ini bukan sekadar seremoni, tetapi jadi momentum menggerakkan transformasi budaya di tengah masyarakat yang masih lemah dalam tradisi membaca. Di tengah arus digital dan gempuran budaya instan, buku harus diletakkan sebagai instrumen perubahan sosial, pemantik daya pikir kritis, dan pembentuk karakter bangsa, bukan sebagai barang mewah yang hanya bisa diakses kalangan tertentu,”pungkas Fahira Idris. (rls)