FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ferdinand Hutahaean, mendadak menyemprot Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin.
Seperti diketahui, belum lama ini Budi menyebut bahwa orang dengan penghasilan Rp15 juta per bulan cenderung lebih sehat dan pintar dibandingkan mereka yang hanya berpenghasilan Rp5 juta.
Dikatakan Ferdinand, pernyataan tersebut keliru dan menunjukkan cara berpikir yang tidak logis.
"Menurut saya, Menkes Budi Gunadi Sadikin ini akalnya sedang error ya," ujar Ferdinand kepada fajar.co.id, Minggu (18/5/2025).
Ia menekankan bahwa kesehatan seseorang tidak ditentukan semata oleh besar kecilnya pendapatan.
Bahkan, menurutnya, justru banyak orang berpenghasilan tinggi yang jatuh sakit akibat gaya hidup tidak sehat.
"Banyak orang justru penyakitan karena kebanyakan uang. Karena banyak, sehingga makan tidak teratur, makan berlebih, berakibat berbagai macam penyakit, terutama penyakit akibat kegemukan," lanjutnya.
Ferdinand juga menyebut bahwa banyak masyarakat dengan penghasilan rendah yang justru hidup sehat.
Ia mencontohkan para pemulung atau pekerja jalanan yang tetap kuat secara fisik meski kondisi ekonomi mereka terbatas.
"Kalau kita mau melihat, coba perhatikan masyarakat miskin yang setiap hari hidupnya di jalanan, mungkin mengumpulkan barang bekas. Pernah nggak mereka dilihat sakit?" timpalnya.
"Jadi saya pikir akalnya Budi Gunadi ini sedang error, tidak beres," kuncinya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan pandangannya mengenai kaitan antara tingkat penghasilan dan kualitas sumber daya manusia.
Dalam forum diskusi publik bertajuk Double Check yang digelar di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu (17/5/2025), Budi menilai bahwa penghasilan seseorang dapat menjadi gambaran dari kondisi kesehatan dan kecerdasannya.
Dalam pemaparannya, Menkes menekankan bahwa untuk mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045, dua hal yang menjadi landasan penting adalah kesehatan dan pendidikan.
Kedua aspek ini, menurutnya, berkorelasi langsung dengan potensi pendapatan masyarakat.
“Apa sih bedanya orang yang gajinya Rp15 juta sama Rp5 juta? Cuma dua. Satu, dari Rp15 juta pasti lebih sehat dan lebih pintar. Kalau dia enggak sehat dan enggak pintar, enggak mungkin gajinya Rp15 juta, pasti gajinya Rp5 juta,” ungkap Budi.
Ia menjelaskan bahwa kecerdasan semata tidak akan membawa hasil maksimal jika tidak disertai dengan kondisi fisik yang prima.
Begitu pula sebaliknya, kesehatan yang baik tanpa dibarengi kemampuan intelektual juga dianggap belum cukup.
“Kalau dia pintar aja tapi enggak sehat, sama juga. Kalau dia sehat tapi nggak pintar, sama juga,” lanjutnya.
Menkes menilai bahwa untuk mencapai rata-rata penghasilan Rp15 juta per individu di masa mendatang, peran sektor kesehatan dan pendidikan menjadi sangat sentral.
Menurutnya, Kementerian Kesehatan tidak hanya bertugas menyembuhkan penyakit, tetapi juga berperan aktif menjaga masyarakat agar tetap dalam kondisi sehat.
“Kenapa namanya Menteri Kesehatan, bukan Menteri Kesakitan? Karena tugasnya menjaga masyarakat agar tetap sehat,” katanya lagi.
Ia menyoroti pentingnya pendekatan promotif dan preventif dalam pembangunan sistem kesehatan nasional.
Salah satu upaya konkret yang disarankan adalah peningkatan edukasi kepada masyarakat terkait gaya hidup sehat.
“Sekarang gimana caranya untuk menjaga kita tetap sehat? Itu istilahnya promotif dan preventif. Promotif artinya mengedukasi, menjaga lifestyle, termasuk lingkar perut,” tutur Budi.
Ia pun menekankan bahwa pemahaman masyarakat mengenai pola hidup sehat, seperti mengontrol asupan makanan, rutin berolahraga, dan memperhatikan ukuran lingkar perut, merupakan bagian dari langkah preventif yang dapat mendorong masyarakat menjadi lebih produktif dan kompetitif secara ekonomi. (Muhsin/Fajar)