FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDIP, Ferdinand Hutahean, merasa bahwa pernyataan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin terkait pernyataannya yang mengaitkan tingkat penghasilan dengan kesehatan dan kecerdasan seseorang sulit diterima.
Ferdinand menilai pernyataan tersebut tidak hanya keliru, tapi juga berpotensi menimbulkan kegaduhan politik.
"Sayang sekali, dia Menteri Kesehatan tapi tidak menyampaikan bahwa kesehatan itu tidak melulu soal uang atau gaji. Kesehatan itu terutama soal perilaku hidup," kata Ferdinand kepada fajar.co.id, Minggu (18/5/2025).
Ia bahkan mencurigai ada motif politik di balik pernyataan Menkes tersebut.
Dikatakan Ferdinand, Budi yang dikenal sebagai bagian dari lingkaran mantan Presiden Jokowi bisa saja sedang memancing reaksi negatif terhadap Presiden, Prabowo Subianto.
"Jangan-jangan dia sedang berupaya menciptakan kegaduhan di tengah pemerintahan ini, supaya Prabowo diserang masyarakat," sebutnya.
"Karena Budi Gunadi ini kan kalau tidak salah anteknya, orangnya Jokowi yah yang secara politik pasti sedang bersaing dengan Prabowo melihat masa depan politik Gibran," tambah Ferdinand.
Lebih lanjut, ia menyarankan agar Prabowo segera mengevaluasi keberadaan Budi Gunadi dalam kabinet.
"Budi Gunadi ini salah satu Menteri yang baiknya segera dibuang saja oleh Prabowo. Menteri begini tidak berguna sama sekali, hanya bikin gaduh,” cetusnya.
Ferdinand juga menyindir pernyataan Budi soal ukuran lingkar pinggang ideal, yang sebelumnya disebut-sebut sebagai indikator kesehatan.
"Setelah bicara ukuran pinggang, 32, 33, 34, saya pikir pinggangnya Budi ini di atas 33. Mungkin dia akan lebih cepat menghadapi kematian menurut saya nantinya, karena itu kan omongan dia," tandasnya.
Sebelumnya, Menkes, Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan pandangannya mengenai kaitan antara tingkat penghasilan dan kualitas sumber daya manusia.
Dalam forum diskusi publik bertajuk Double Check yang digelar di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu (17/5/2025), Budi menilai bahwa penghasilan seseorang dapat menjadi gambaran dari kondisi kesehatan dan kecerdasannya.
Dalam pemaparannya, Menkes menekankan bahwa untuk mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045, dua hal yang menjadi landasan penting adalah kesehatan dan pendidikan.
Kedua aspek ini, menurutnya, berkorelasi langsung dengan potensi pendapatan masyarakat.
“Apa sih bedanya orang yang gajinya Rp15 juta sama Rp5 juta? Cuma dua. Satu, dari Rp15 juta pasti lebih sehat dan lebih pintar. Kalau dia enggak sehat dan enggak pintar, enggak mungkin gajinya Rp15 juta, pasti gajinya Rp5 juta,” ungkap Budi.
Ia menjelaskan bahwa kecerdasan semata tidak akan membawa hasil maksimal jika tidak disertai dengan kondisi fisik yang prima.
Begitu pula sebaliknya, kesehatan yang baik tanpa dibarengi kemampuan intelektual juga dianggap belum cukup.
“Kalau dia pintar aja tapi enggak sehat, sama juga. Kalau dia sehat tapi nggak pintar, sama juga,” lanjutnya.
Menkes menilai bahwa untuk mencapai rata-rata penghasilan Rp15 juta per individu di masa mendatang, peran sektor kesehatan dan pendidikan menjadi sangat sentral.
Menurutnya, Kementerian Kesehatan tidak hanya bertugas menyembuhkan penyakit, tetapi juga berperan aktif menjaga masyarakat agar tetap dalam kondisi sehat.
“Kenapa namanya Menteri Kesehatan, bukan Menteri Kesakitan? Karena tugasnya menjaga masyarakat agar tetap sehat,” katanya lagi. (Muhsin/Fajar)