Jemaah Haji Berpotensi Terpisah Rombongan, Mustolih Siradj Tuding Kemenag Terlalu Menyederhanakan

  • Bagikan
Ilustrasi - Jamaah calon haji Indonesia. (ANTARA/MCH 2024).

Mustolih juga menyoroti adanya sejumlah jemaah yang belum mendapatkan kartu Nusuk. Padahal kartu tersebut sangat vital fungsinya. Kartu Nusuk menjadi semacam kartu sakti untuk berhaji. Jemaah bisa masuk Makkah, masuk Masjidilharam, sampai masuk Arafah harus bisa menunjukkan kartu Nusuk.

"Kemenag bilang akan dibuatkan kartu pengganti," katanya. Mustolih khawatir kartu pengganti itu tidak diakui oleh Saudi. Khususnya oleh petugas Saudi yang bekerja di lapangan.

Mustolih menduga keterlambatan penerbitan kartu Nusuk karena ada banyak syarikah yang digandeng Kemenag. Kemudian saat mengurus kartu Nusuk, ada perbedaan data. Misalnya jemaah A seharusnya terdata di Syarikah 1, tetapi data jemaah A masuk ke Syarikah 4. Akibatnya syarikah tidak bisa input data pembuatan kartu Nusuk.

Bagi Mustolih keputusan Kemenag menggandeng banyak syarikah hal baik. Supaya layanan haji tidak menumpuk di satu syarikah. Tetapi terlalu banyak menggandeng syarikah, justru berakibat fatal seperti sekarang. Banyak pasangan suami-istri terpisah rombongan karena berbeda syarikah. Kemudian ada juga pendamping lansia berpisah dengan lansia yang didampingi. Juga gara-gara berbeda syarikah. (fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan