Ia menambahkan bahwa musala tersebut tidak dibangun setengah-setengah. Bahkan, karpet yang digunakan didatangkan langsung dari Turki demi kenyamanan jamaah.
“Karena pemiliknya tidak mau setengah-setengah, karpetnya pun langsung didatangkan dari Turki,” ungkap Zakir.
Musala ini kini menjadi sorotan sebagai simbol toleransi dan harmonisasi antarumat beragama di Indonesia.
Tidak sedikit yang memuji langkah sang pengusaha sebagai bentuk nyata penghargaan terhadap keberagaman dan kehidupan beragama yang damai di Tanah Air.
(Muhsin/fajar)