Dengan begitu, Wafid mengungkapkan bahwa potensi erupsi masih ada, terutama jika terjadi letusan yang membongkar kubah lava, yang dapat memicu erupsi eksplosif dengan energi besar.
Badan Geologi meminta masyarakat dan wisatawan untuk tidak beraktivitas dalam radius 6 kilometer dari kawah, dan 7 kilometer pada sektor barat hingga timur laut.
Kemudian bagi warga yang berada di daerah aliran sungai hulunya dari puncak gunung seperti Desa Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, dan Nurabelen juga diminta mewaspadai potensi banjir lahar jika hujan lebat terjadi.
“Masyarakat yang terdampak hujan abu sebaiknya menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk melindungi saluran pernapasan,” ujarnya
Pemerintah daerah diharapkan terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan di Desa Pululera serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari Badan Geologi untuk sebagai rujukan tindakan tanggap darurat bencana.
Gunung Lewotobi Laki-laki merupakan salah satu gunung berapi aktif di Nusa Tenggara Timur yang dalam beberapa hari terakhir kembali mengalami peningkatan aktivitas yang signifikan.
Berdasarkan data yang dihimpun dari tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Maret 2025, jumlah korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang masih berada di pengungsian ada sebanyak 1.841 jiwa, atau berkurang dari sebelumnya berjumlah 4.838 jiwa yang mengungsi akibat erupsi besar pada November tahun lalu. (*/ant)