FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Menyokolahkan anak pada kampus negeri ternama, menjadi salah satu harapan besar setiap orang tua. Apalagi, jika kampus sekelas UGM.
Namun itu tidak terlalu bagi pemain sinetron Sahrul Gunawan. Dia justru menolak anaknya kuliah di UGM Jogjakarta, padahal sudah lulus program double degree.
Penolakan Sahrul Gunawan tersebut tentu saja menyita perhatian publik. Ada yang mengaitkan keputusan tegas Sahrul karena kehebohan yang terjadi akibat ijazah Jokowi.
Sahrul Gunawan secara tegas menyatakan keputusannya menolak anaknya kuliah di UGM bukan gara-gara kehebohan yang sempat terjadi beberapa waktu belakangan soal polemik ijazah milik mantan Presiden Republik Indonesia itu.
"Dikaitkan dengan masalah ijazah palsu UGM, menggiring opini bahwa saya meragukan kredibilitas kampus UGM gara-gara Mulyono. Siapa Mulyono? Tokoh fiktif?" ujar Sahrul Gunawan dalam klarifikasinya di akun media sosial.
Tegas dia menyatakan bahwa dirinya termasuk orang yang meyakini bahwa ijazah Jokowi asli dan benar-benar kuliah sampai lulus di salah satu kampus terbaik di Indonesia itu.
"Terus terang saya sudah bosan dengan pemberitaan media mengenai ijazah palsu ini, apa nggak ada lagi hal yang penting untuk di blow up, yang lebih substantif, yang membangun untuk bangsa ini?," ungkapnya.
Keputusannya untuk menolak keinginan Ezzar kuliah di UGM karena merasa anaknya tersebut belum sepenuhnya bisa mandiri. Keputusan ini tidak diambil oleh Sahrul Gunawan saja. Mantan istrinya juga tidak rela melepas anak sulungnya kuliah di UGM karena lokasinya cukup jauh.
"Kami (saya dan ibu kandung Ezzar) sepakat untuk memotivasi anak saya mengikuti test di Ul untuk program yang sama, sehingga batal masuk UGM. Pertimbangannya karena agar tetap dekat dengan ibunya di Jakarta sehingga tidak perlu ngekos," ungkap Sahrul Gunawan.
Dalam kesempatan itu, pemain sinetron Jin dan Jun juga membantah tidak mengajarkan tentang kemandirian pada anaknya dengan menolak dia kuliah di UGM.
"Bukan tidak ingin mengajarkan anak untuk mandiri atau tidak membebaskan anak memilih jurusan yang diinginkan, bukan. Tapi kami orang tuanya tentu lebih tahu anak kami, bagaimana yang terbaik untuk anak kami dan tidak perlu kami sampaikan juga kepada publik apa alasannya kan?,"paparnya. (fajar)