Ia mendorong agar buku-buku bertema tarjih dan tafsir terus ditulis oleh generasi muda Muhammadiyah, termasuk melalui program pelatihan seperti PKTN. Hal ini penting untuk memperkuat mazhab tarjih Muhammadiyah sebagai rujukan berkelanjutan.
Islam 5.0: Muhammadiyah Menuju Masyarakat Modern yang Religius
Di akhir sambutan, Hamim mengajak seluruh kader untuk berpikir jauh ke depan. Menurutnya, visi Islam dalam Muhammadiyah harus mengarah pada penciptaan masyarakat 5.0—yakni masyarakat yang maju secara teknologi, tetapi tetap menjunjung nilai-nilai religius.
"Muhammadiyah harus menjadi contoh bagaimana kemajuan modern tetap bisa dibarengi dengan iman, amal saleh, dan komitmen sosial. Kita ingin menjadi masyarakat modern yang religius, bukan sekuler. Inilah wujud dari Islam yang fungsional, Islam yang rahmatan lil ‘alamin," pungkasnya.
Pelatihan Kader Tarjih ini menjadi bagian dari strategi Majelis Tarjih dan Tajdid untuk menyosialisasikan tiga agenda utama hingga 2027: Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT), penyusunan Fiqih Muhammadiyah, dan penyelesaian Tafsir At-Tanwir. Seluruh agenda ini dirancang untuk memperkuat posisi Muhammadiyah sebagai pelopor pembaruan Islam yang rasional, progresif, dan berpijak pada tradisi keilmuan yang kokoh. (bs-sam/fajar))