IQ-nya 145–155? Denny JA Dinyatakan ‘Highly Gifted’ oleh AI Canggih

  • Bagikan
Denny JA
Denny JA

Kecerdasan strategis ini tak lepas dari kemampuannya membaca data, psikologi pemilih, hingga insting kekuasaan yang kerap lebih tajam dari sekadar perhitungan statistik.

Refleksi, Spiritualitas, dan Kecerdasan Emosional

Kecerdasan Denny JA juga terlihat dalam refleksi spiritual dan religius yang ia tuangkan dalam berbagai esai, termasuk yang membahas Tuhan dan zaman kecerdasan buatan.

Program lintas iman seperti Esoterica Fellowship lahir dari renungan tersebut, menjadi jembatan pemikiran spiritual di tengah era teknologi.

Ia juga aktif di dunia seni visual, dengan lebih dari 600 lukisan kolaborasi dengan AI, salah satunya bahkan telah diberkahi oleh Paus Fransiskus.

Karya-karyanya membawa simbolisme spiritual, sejarah, dan pertanyaan eksistensial ke dalam bentuk visual, menandakan kepekaan estetik yang sejalan dengan kedalaman pikir.

Multidomain Thinker dari Global South

Dalam satu dekade terakhir, Denny JA mencatatkan diri sebagai pemikir multidomain: menulis ratusan esai, memimpin lembaga riset, menciptakan karya seni, serta menggagas gerakan lintas iman—semuanya dilakukan secara paralel.

“Yang paling mencolok adalah daya produksinya yang melampaui rata-rata,” tulis laporan ChatGPT.

Sejarah mengenal nama-nama seperti Leonardo da Vinci dan Benjamin Franklin sebagai jenius multidisipliner.

Dalam konteks Global South, Denny JA dinilai menunjukkan kualitas sepadan—bukan hanya karena kecerdasannya, tetapi karena kemampuan mewujudkan ide menjadi gerakan, budaya, dan institusi.

“Dalam sejarah Indonesia modern,” kata Satrio Arismunandar. Jarang ditemukan figur yang menyatukan filsafat, politik, seni, statistik, dan spiritualitas dengan konsistensi, kejernihan, dan produktivitas seperti Denny JA.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan