FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Langkah efisiensi anggaran Pemprov Sulsel mendapat apresasi berbagai kalangan. Dengan efisiensi anggaran dari pos belanja non-prioritas, Pemprov Sulsel mengalokasikannya untuk pembangunan infrastruktur seperti perbaikan jalan sebesar Rp3,3 triliun.
Pengamat Ekonomi Universitas Hasanuddin, Prof Dr Marzuki DEA menilai upaya efisiensi Pemprov Sulsel untuk perbaikan jalan mesti diapresiasi.
"Saya kira rencana pemanfaatan dana efisiensi APBD Pemprov Sulsel dari pengeluaran-pengeluaran yang tidak prioritas untuk dialokasikan pada pembiayaan pembangunan jalan patut diapresiasi,” kata Marzuki kepada fajar.co.id, Selasa (3/6/2025).
Betapa tidak, jika infrastruktur jalan bagus, Marzuki menyebut kegiatan atau aktivitas ekonomi lintas wilayah pasti akan bergerak. Perbaikan jalan akan berpengaruh pada distribusi barang dan jasa.
"Sehingga jalur distribusi barang dan jasa baik bahan mentah, setengah jadi, maupun jadi, sudah bisa lebih cepat, aman, dan efisien,” urai Marzuki.
Tentu saja, dampak yang ditimbulkan dari akses yang baik, aman dan efisien, akan lebih melancarkan aktivitas produktif masyarakat kebanyakan.
Selain untuk perbaikan jalan, Marzuki mendorong Pemprov Sulsel untuk memanfaatkan dana dari hasil efisiensi anggaran pos belanja non prioritas untuk menggenjot sektor ekonomi unggulan di berbagai daerah. Sesuai dengan potensi ekonomi masyarakatnya.
“Terutama di sektor pertanian pangan, perikanan, perkebunan, maupun peternakan yang tersebar di berbagai kabupaten-kabupaten yang sudah diidentifikasi oleh Bappeda, BI, OJK maupun lembaga-lembaga perbankan yang selama ini telah terlibat dalam mendorong tumbuh kembangnya sektor-sektor ekonomi unggulan rakyat,” terangnya.
Diberitakan sebelumnya, dana dari hasil efisiensi anggaran yang tersebar di sejumlah pos belanja non-prioritas terhimpun sebesar Rp3,3 triliun.
Fokus utama Pemprov Sulsel dalam penggunaan anggaran ini adalah memperbaiki jalur-jalur utama dengan lalu lintas tinggi hingga sedang. Jalan-jalan ini menghubungkan pusat kegiatan ekonomi dan pelayanan publik, sehingga sangat menentukan laju distribusi barang dan mobilitas warga.
Tahap awal proyek ini dimulai dengan pengucuran dana lebih dari Rp387 miliar untuk program Preservasi Jalan Utama. Proyek ini merupakan bagian dari skema multiyears contract (MYC) yang dikerjakan oleh Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Sulsel, mencakup total 1.230 km jalan provinsi.
Beberapa ruas jalan prioritas dengan lalu lintas harian rata-rata tinggi meliputi Jalan Hertasning dan Aroepala di Makassar, serta Jalan Tun Abdul Razak dan HM Yasin Limpo di Gowa.
Sementara itu, jalan dengan lalu lintas harian sedang seperti Burung-burung–Bili-bili, Sungguminasa–Malino, Malino–Batas Sinjai, Panciro–Batas Kota Makassar, dan Paleteang–Malimpung–Batas Enrekang juga akan ditangani. (Arya/Fajar)