Mahfud MD Sindir Mandeknya Dugaan Korupsi Pertamina: Dulu Janji Sikat Sampai Atas, Sekarang Diam

  • Bagikan
Mantan Menko Polhukam, Mahfud MD (foto: Instagram @mohmahfudmd)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Prof. Mahfud MD, mengomentari lambannya perkembangan kasus dugaan korupsi besar di Pertamina.

Ia menyebut penanganan kasus tersebut yang sempat digembar-gemborkan Kejaksaan Agung kini terkesan berhenti total.

Dalam videonya yang viral, Mahfud menyinggung bagaimana semangat awal penegakan hukum yang diumumkan secara terbuka kini tak lagi terlihat tindak lanjutnya.

"Kasus yang sekarang aja, Pertamina yah, wah kita kan bangga sekali yah, Kejagung (bilang) kita sikat sampai ke atas, tidak berhenti sampai di sini. Berhenti sekarang. Nda ada pergerakan," ujar Mahfud dikutip pada Minggu (8/6/2025).

Ia juga mengingatkan bahwa sebelumnya bahkan sempat disebutkan nama-nama yang akan menjadi target penindakan, namun hingga kini tidak ada kabar lanjutan.

"Padahal dulu sudah nyebut nama orang, ini nanti ditarget, gak ada sekarang," lanjutnya.

Mahfud menduga ada kekuatan besar yang menghambat proses hukum dalam kasus tersebut, bahkan bukan hanya dari institusi penegak hukum semata.

"Berarti kan ada hambatan di situ, bukan hanya Polri hambatannya, mungkin semua kekuatan oligarki besar, jaringan besar, sehingga Presiden merasa ini perlu TNI yang turun. Mungkin yah," imbuhnya.

Sebelumnya, Politikus PDIP, Ferdinand Hutahaean, menanggapi pernyataan kritis Said Didu yang menyoroti efektivitas dukungan TNI terhadap Kejaksaan.

Khususnya dalam penanganan kasus-kasus besar seperti dugaan korupsi di tubuh Pertamina.

Dikatakan Ferdinand, Said Didu terlihat terlalu bersemangat dalam mengomentari penanganan perkara tersebut. Ia menilai, ekspektasi Said Didu terkesan berlebihan.

“Saya membaca komentarnya, salah satu yang disampaikan, percuma Kejaksaan dijaga kalau kasus korupsi Pertamina tidak dituntaskan sampai ke akarnya,” kata Ferdinand kepada fajar.co.id, Kamis (29/5/2025).

Lebih lanjut, Ferdinand mengaku heran dengan harapan Said Didu yang dianggapnya tidak realistis.

Ia menegaskan bahwa pengungkapan korupsi di Pertamina bukanlah pekerjaan mudah yang bisa dituntaskan dalam waktu singkat.

“Yang saya kaget juga yah, Said Didu ini ekspektasinya soal korupsi di Pertamina ini seperti mau membalikkan tangan,” ungkapnya.

Ia menyebut bahwa Kejaksaan memerlukan waktu untuk mengurai kompleksitas kasus tersebut secara menyeluruh.

Namun demikian, Ferdinand mendukung upaya publik yang terus mendorong agar kasus itu segera diajukan ke persidangan.

"Maka kejaksaan tentu perlu waktu untuk menyelesaikan ini dan terus kita mendesak agar segera mengajukan perkara ini ke persidangan," imbuhnya.

Dalam menanggapi kritik Said Didu soal keterlibatan TNI dalam mengawal Kejaksaan, Ferdinand tidak sependapat.

Ia justru menilai keberadaan TNI sebagai unsur penting dalam menjaga keamanan aparat penegak hukum yang tengah menangani perkara-perkara besar.

“Tetapi kalau dikatakan percuma dijaga TNI, saya tidak sependapat. Justru kalau penjagaan dilakukan TNI, sekarang sangat penting karena yang diurusi Kejaksaan ini bukan hanya soal Pertamina, tapi saya mendapat informasi juga akan menggarap lahan sawit ilegal, tambang ilegal,” jelasnya.

Ferdinand bilang, langkah pengamanan terhadap para jaksa justru akan memperkuat proses pemberantasan korupsi di sektor-sektor strategis lainnya yang kini juga menjadi sorotan.

“Saya minta ke Said Didu, bersabarlah, jangan terlalu bernafsu sekali, nanti kesandung di tengah jalan,” kuncinya.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan