Said Didu Ungkit Surat Perintah Solo 13 Oktober 2024: Lebih Dahsyat dari Supersemar dan Dekrit Presiden 59

  • Bagikan
Said Didu

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu kembali mengunggah ulang asumsinya terkait surat perintah Solo pada 13 Oktober 2024.

Melalui akun X miliknya, @msaid_didu pertemuan yang terjadi kala itu sangatlah dahsyat.

"Surat perintah Solo 13 Oktober yang lebih dahsyat dari supersemar 66 dan lebih dahsyat dari dekrit presiden 59," ungkap Said Didu dilansir X Senin, (9/6/2025).

Said Didu menilai pada saat 13 Oktober 2024, Prabowo dipanggil dan saat itu Gibran sudah ada di Solo.

Sehingga ia menyebut Prabowo datang ke Solo untuk menghadap Gibran yang saat itu bersama bapaknya, yakni presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

"Saya nggak tahu ibu Iriana di mana, siapa tahu ada juga di situ saya nggak tahu. Setelah dipanggil itu, mendadak kan semua, nah ingat jagonya siasatnya Jokowi untuk menekan Prabowo," ujarnya.

Lebih lanjut, Said mengatakan adanya pengumuman daya tidak akan hadir di pelantikan itu waktu awal-awal, yang berakhir dengan terbentuknya perebutan pengaruh.

"Setelah tanggal 13 Oktober pulang, selang beberapa hari langsung pemanggilan semua calon-calon menteri. Yang dimana orangnya tidak memiliki kapasitas," terangnya.

"Dan ingat siapa sebenarnya sutradara semua ini, ingat pada saat Jokowi pulang oke setelah pelantikan yang jemput Jokowi di Solo siapa yakni Luhut dan kawan-kawan," sambungnya.

Bahkan Said Didu dengan terang-terangan, menyampaikan bahwa saat itu yang diangkat-angkat polisi itu Datuk Thohir (oligarki), terjadi tepY pada saat pengumuman calon menteri dan wakilnya, tidak ada namanya dewan ekonomi nasional

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan