Sebelumnya, tiga menteri dijadwalkan mengikuti rapat terkait aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat.
Mereka adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, serta Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni.
Menurut informasi yang diperoleh Tempo, dalam rapat tersebut Presiden terpilih Prabowo Subianto berencana menghentikan kegiatan tambang nikel di wilayah tersebut.
"Prabowo mau setop tambang nikel," kata sumber tersebut dikutip dari Tempo, Selasa (10/6/2025).
Adapun Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menyampaikan kekhawatirannya atas adanya intervensi pihak asing yang ditengarai sengaja memecah belah bangsa demi menggagalkan agenda hilirisasi nasional.
Bahlil menyebut proyek hilirisasi yang tengah dijalankan Indonesia tidak sepenuhnya diterima oleh pihak luar.
“Ada pihak-pihak asing yang tidak senang atau kurang berkenan dengan proyek hilirisasi ini,” ungkapnya dikutip pada Senin (9/6/2025).
Ia menduga, kemunculan isu tambang nikel di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya, merupakan bagian dari upaya tersebut.
Menurutnya, informasi yang beredar di publik mengenai lokasi tambang kerap tidak akurat dan menyesatkan.
Bahlil menjelaskan bahwa foto-foto yang ramai dibagikan di media sosial kerap menampilkan kawasan wisata seperti Pulau Piaynemo, namun disangkutpautkan dengan kegiatan pertambangan.
Padahal, lokasi tambang nikel yang dikelola PT GAG Nikel berada di Pulau GAG, sekitar 30 hingga 40 kilometer dari kawasan wisata tersebut.