Usai Temukan Anomali Data Beras Di Cipinang
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat Media Sosial, King Purwa memuji Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman usai temukan kejanggalan data beras di Cipinang.
Melalui akun X miliknya @BosPurwa, ia menyetujui tindakan yang dilakukan oleh Amran.
"Gw seneng gaya menteri kek gini. Setuju juga kalau ada rumor akan jadi menteri BUMN ganti @erickthohir dan keknya bakal calon ketum PPP," tulis King Purwa dilansir X Selasa, (10/6/2025).
"Mentan duga ada permainan mafia pangan berdasarkan kejanggalan data beras," sambungnya.
Adapun lampiran video yang diunggah oleh King Purwa, menampilkan saat Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap temuan anomali data beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur.
Dilansir dari YouTube Kementerian Pertanian RI, temuan anomali itu adalah data beras keluar mencapai 11 ribu ton dalam sehari. Padahal data keluar-masuk beras di Cipinang rata-rata sekitar 1.000-3.500 ton per hari.
Amran menyebut berdasarkan data BPS, harga gabah petani di tingkat penggilingan turun, sementara harga beras di level konsumen naik. Hal ini indikasi ada ketidakberesan.
"Artinya apa, ada yang tidak benar. Yang kedua adalah data dari Cipinang kita dapatkan, ada yang tidak normal. Yang biasanya masuk keluar beras itu 1.000-3.500 ton per hari, tetapi ada satu hari selama lima tahun, satu hari keluar 11.000 ton" ungkap Amran.
Selain mengendus kecurigaan manipulasi data stok di PIBC, Amran juga menyoroti keberadaan tengkulak (middleman) yang ambil untung besar dibandingkan pendapatan petani.
"Kita hitung-hitungan, petani itu dapatnya kira-kira Rp1,5 juta per bulan per orang. Kalau selisih harga dari petani ke konsumen sebesar Rp2.000, kemudian produksi kita 21 juta ton sampai bulan Mei ini, artinya apa, pendapatan middleman itu Rp42 triliun," ungkapnya.
Tidak hanya mempresentasikan, Amran juga menampilkan data di monitor kemudian meminta setiap orang mengamati data yang benar mulai dari tiga tahun lalu tepatnya pada Januari 2020 pengeluaran dari Cipinang.
Lebih lanjut, ia menekankan pemerintah akan bertindak tegas terhadap praktik-praktik yang merugikan petani dan konsumen, termasuk dugaan permainan harga dan manipulasi stok pangan oleh mafia.
Dengan demikian, Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Satgas Pangan dari Mabes Polri tengah mendalami indikasi permainan besar di balik fluktuasi harga beras dan distribusi pangan itu.
"Kami sudah koordinasi dengan Mabes Polri, segera turun. Jangan biarkan konsumen dan produsen itu menjerit," jelasnya.
Sementara itu, apabila harga di penggilingan yang identik dengan petani yang berada di sawah itu turun, berarti secara otomatis harga eceran juga turun.
Dengan penuh semangat, Amran meminta segala yang berwenang untuk ikut serta membantu menyelesaikan kejanggalan tersebut.
"Kejar sana (mafia), satgas sudah turun alasannya katanya salah hitung, koreksi, macam-macam alasannya baru statement. Kejar juga yang statemen di sana, kejar direkturnya, cek ini, ini nggak benar," pungkasnya.
(Besse Arma/Fajar)