Minta Publik Jaga Kewarasan, Yusuf Muhammad: Penyakit Jokowi Jangan Dikaitkan Hal Aneh, Apalagi Menyebutnya Nabi

  • Bagikan
Jokowi.

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat media sosial Yusuf Muhammad mengimbau masyarakat untuk berhenti mengaitkan kondisi kesehatan mantan Presiden Jokowi dengan berbagai spekulasi yang tidak berdasar.

Yusuf menyuarakan empati sekaligus mengajak publik menjaga sikap bijak dalam menyikapi kabar sakitnya Jokowi.

"Penampilan pak Jokowi beda, tidak seperti dulu," kata Yusuf di Instagram pribadinya @yusufmuhammad dikutip pada Minggu (15/6/2025).

Ia juga meminta agar segala urusan politik dikesampingkan terlebih dahulu jika menyangkut soal kesehatan.

“Saya mengajak teman-teman semua stop mengkaitkan sakit beliau karena ini dan itu. Kita doakan saja semoga pak Jokowi lekas sembuh dari sakitnya,” ucapnya.

Kata Yusuf, perbedaan pandangan politik sebaiknya tidak menjadi alasan untuk tidak menunjukkan simpati pada sesama.

"Soal politik boleh beda dan kritis, tapi kalau soal sakit, kita cukup mendoakan yang terbaik. Semoga kita semua diberikan kesehatan. Begitu juga pak Jokowi dan keluarganya," imbuhnya.

Yusuf juga menegaskan bahwa kritiknya selama ini tidak dilandasi kebencian terhadap Jokowi.

“Saya tak pernah benci sama beliau, kecuali hanya sebatas kritikan. Justru saya kasihan dengan keadaan beliau seperti sekarang,” katanya.

Ia juga menyinggung klaim kontroversial yang menyebut Jokowi layak menjadi nabi, yang sempat viral di media sosial.

"Apalagi ada yang mengklaim pak Jokowi memenuhi syarat jadi nabi. Ampuunn. Udah deh, yang wajar-wajar saja dan tetap jaga kewarasan," kuncinya.

Seperti diketahui, ajudan Presiden ke-7 RI, Kompol Syarif Fitriansyah, memastikan bahwa kondisi kesehatan Jokowi tidak mengarah pada penyakit serius.

Ia menepis berbagai spekulasi yang berkembang terkait ruam kulit yang dialami oleh Jokowi.

"Beliau enggak ada ngerasain panas, enggak ada ngerasain gatal. Jadi, pure hanya alergi biasa. Autoimun juga enggak," kata Syarif kepada wartawan, kemarin.

Sinyal kekhawatiran publik mencuat setelah Jokowi tidak hadir dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, pada 2 Juni 2025.

Absennya mantan Presiden itu diketahui disebabkan oleh gangguan alergi kulit.

Lebih lanjut, Syarif menjelaskan bahwa gangguan tersebut muncul usai Jokowi melakukan perjalanan ke Vatikan dan diduga berkaitan dengan perubahan cuaca.

"Bapak saat ini sedang pemulihan dari alergi kulit pasca pulang dari Vatikan," ucapnya.

Menurutnya, reaksi kulit yang dialami Jokowi bisa jadi merupakan respons tubuh terhadap kondisi iklim yang berbeda antara Eropa dan Indonesia.

"Ya, mungkin cuaca ya, di Vatikan. Jadi, penyesuaian, lalu pulang ke Indonesia, beberapa hari setelah itu baru muncul alerginya," jelas Syarif. (Muhsin/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan