Ia pun menyentil ketimpangan akses kekuasaan bagi anak muda. Menurutnya, hanya Gibran yang diberi jalur istimewa untuk masuk ke lingkaran kekuasaan.
“Cuma satu anak muda yang boleh dapat karpet merah ini, yang namanya Gibran Rakabuming Raka. Saya tanyakan, berapa banyak anak muda pintar dengan segala prestasinya, apakah mereka dapat karpet merah ini?” ungkap Feri penuh kritik.
Ia menekankan bahwa masih banyak anak muda dari keluarga tidak mampu yang seharusnya mendapatkan kesempatan yang sama, namun tak pernah diberi ruang.
Lebih jauh, Feri menyayangkan jika konstitusi dijadikan alat untuk memenuhi ambisi pribadi. Ia menyebut hal tersebut sebagai bentuk manipulasi paling buruk dalam sistem demokrasi.
“Orkestrasi apa yang paling buruk? Menurut saya adalah mengorkestrasi konstitusi dan UU untuk keuntungan pribadi, keluarga sendiri,” pungkas Feri.
(Wahyuni/Fajar)