FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Belum selesai pembahasan soal foto KKN, kali ini Presiden ke-7 Indonesia, kembali diterpa isu miring mengenai keabsahan ijazahnya.
Bagaimana tidak, Politikus senior PDIP, Bambang Suryadi atau Beathor Suryadi, melemparkan isu bahwa ijazah Jokowi diduga dicetak di kawasan Pasar Pramuka, Salemba, Jakarta.
Tentunya Beathor tidak asal bicara. Ia kemungkinan memiliki dasar kuat sehingga berani menyampaikan hal tersebut secara gamblang di publik.
Menanggapi hal tersebut, Politikus PDIP lainnya, Ferdinand Hutahaean mengaku belum bisa membenarkan pernyataan tersebut.
"Saya tertawa yang membaca statement saudara Beathor Suryadi yang menyatakan ijazah (Jokowi) dicetak di Pasar Pramuka. Saya tidak bisa mengkonfirmasi apakah ini benar atau tidak," ujar Ferdinand kepada fajar.co.id, Rabu (18/6/2025).
Meskipun demikian, kata Ferdinand, ia mengenal sosok Beathor, seniornya di Partai Banteng yang juga merupakan mantan aktivis di masa lalu.
"Tapi saya tidak bisa mengatakan apakah yang dikatakan Beathor itu benar atau tidak. Tetapi, semua kejanggalan patut kita pertanyakan dan jadikan bukti apakah memang Jokowi pernah selesai kuliah atau tidak," ucapnya.
Mengenai Jokowi pernah kuliah, Ferdinand mengatakan bahwa hal itu bisa saja dibenarkan. Namun, Jokowi memiliki ijazah, ia tegas menyatakan masih perlu dipertanyakan.
"Kalau soal pernah kuliah yah kita akuilah pernah. Tapi apakah selesai? Kan ini yang menjadi pertanyaan untuk kita semua," Ferdinand menuturkan.
Diakui lulusan Universitas Bung Karno ini, Pasar Pramuka sejak dahulu memang terkenal dengan sejumlah ceritanya.
"Kalau soal ijazah dicetak di Pramuka, kan memang Pramuka itu dulu ramai sangat terkenal di sana semua dibikin," sebutnya.
"Jangankan ijazah, dokumen perusahaan pun dibikin di sana dulu, lengkap di sana mau bikin apa aja ada," tambah Ferdinand.
Meskipun terdapat deretan fakta tersebut, Ferdinand masih tidak berani menyebut hal yang senada dengan Beathor.
"Tetapi apakah Jokowi benar membuatnya di sana, saya tidak tahu. Kalau ternyata apa yang disampaikan Beathor Suryadi benar, maka betapa mengerikannya seorang Jokowi memalsukan banyak hal. Kalau benar yah," tandasnya.
Ferdinand bilang, publik berhak menilai dari berbagai sajian yang dilihatnya. Mulai dari pernyataan Bareskrim Polri hingga pengakuan teranyar mantan dosen UGM, Kasmudjo.
"Tapi saya persilakan semua publik menilai mana yang benar atau tidak, saya tidak bisa komentar terlalu jauh soal Pramuka ini," kuncinya. (Muhsin/fajar)