Pendekar Pemburu Mafia, Mentan Amran Taklukkan Media Tempo

  • Bagikan
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman

Arif menilai tindakan Tempo bukan sekadar pelanggaran etik, tetapi merupakan upaya pencemaran nama baik Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman.

“Sangat disayangkan, media sekelas Tempo justru melakukan pembusukan karakter terhadap sosok Mentan Amran yang selama ini dikenal bersih dan berani melawan mafia pangan"

Arif mengingatkan, saat ini mafia pangan akan melakukan semua cara untuk memperlemah perjuangan Indonesia dalam mewujudkan kedaulatan pangan. Termasuk mendiskredirkan upaya-upaya yang dilakukan pemerintah melalui Kementan. Namun Kementerian Pertanian tak akan mundur dan akan terus bekerja keras mewujudkan visi Presiden Prabowo Subianto mewujudkan kedaulatan pangan.

Menurut Arief, Kementan menghargai dan membutuhkan kontrol dari pers sepanjang dilakukan secara profesional sesuai kaidah dan Kode Etik Jurnalistik. Pemberitaan yang tidak profesional dapat merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah, khususnya di sektor pertanian yang saat ini sedang bekerja keras memastikan ketersediaan pangan nasional.

Komitmen memberantas mafia dan korupsi memang telah menjadi ciri khas Mentan Amran sejak awal menjabat pada 2014. Ia langsung melakukan bersih-bersih internal. Tercatat, 1.296 pegawai dimutasi atau didemosi, termasuk 435 dari Badan Karantina Pertanian. Bahkan dalam satu hari, ia pernah mencopot lima pejabat di satu direktorat jenderal, sebelum mereka ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.

Saat kembali menjabat pada Oktober 2023, ketegasan itu tetap konsisten. Mentan Amran langsung membongkar skandal pupuk palsu senilai Rp3,2 triliun yang melibatkan 27 perusahaan, menonaktifkan 11 pegawai, dan mencopot dua pejabat yang terbukti melakukan pungli hingga Rp27 miliar.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan