“Ini kan tudingan ijazah palsu ini bukan baru beberapa bulan terakhir. 2018 kalau saya gak salah sudah mulai, karena itu dipakai, dipelihara isu ini seolah-olah dia dizalimi,” tambahnya.
Hamid meyakini bahwa langkah Jokowi menghadirkan kembali polemik ijazah ke publik adalah bagian dari strategi politik untuk menegaskan bahwa semua tudingan terhadap dirinya tidak berdasar.
“Nah kulminasinya ingin dia buktikan bahwa kalian salah. Kalau tudingan ijazah palsu itu terbukti salah maka dia berpersepsi tudingan lain otomatis salah juga. Itu cara berpikir dia,” kata Hamid.
Lebih jauh, Hamid bilang bahwa gaya politik ini merupakan bagian dari "panggung" yang terus dimainkan Jokowi, meskipun masa jabatannya telah selesai.
“Ini game yang dia mainkan, dengan melihat gaya beliau, suka memelihara nama dipentaskan meskipun sudah selesai. Presiden tetap saja kan dia berbuat sesuatu agar mentas terus di panggung,” kuncinya.
Sebelumnya, Jokowi menyampaikan kekecewaannya terhadap tudingan ijazah palsu yang dialamatkan kepadanya.
Ia merasa sangat direndahkan dengan tuduhan tersebut, dan menegaskan bahwa ijazahnya bukanlah subjek yang pantas dijadikan bahan penelitian.
“Ini kan bukan objek penelitian. Ini sudah menghina saya sehina-hinanya. Sudah menuduh ijazah itu ijazah palsu. Sudah merendahkan saya serendah-rendahnya,” kata Jokowi di kediamannya, Solo, Jawa Tengah, Senin kemarin.
Tudingan ini berasal dari sejumlah pihak termasuk Roy Suryo dan kawan-kawan, yang sebelumnya menyuarakan keraguan terhadap keaslian ijazah Jokowi.