Zholia dituduh tidak memperhatikan nasib pasiennya karena menjalankan praktik tanpa kualifikasi resmi.
"Dia telah merawat ratusan pasien di saat tidak memenuhi syarat untuk melakukannya dan berpotensi membahayakan pasien," jelas Adrian Foster.
Adapun desakan dari Hakim Hilary Manley yang ditujukan kepada penyelidikan terhadap GMC, terkait prosedur lembaga tersebut mengeluarkan izin praktik terhadap Zholia padahal ijazahnya palsu.
Dalam perkembangan kasusnya, jaksa penuntut CPS memerintahkan Zholia membayar 406.624 poundsterling sebagai kompensasi kepada NHS atau menghadapi tambahan hukuman penjara 2,5 tahun.
Perempuan kelahiran Iran itu berkuliah kedokteran di Auckland, namun tak menamatkan studinya.
Karena tidak menyelesaikan pendidikannya, berimbas pada dirinya dan sama sekali tidak mendapatkan izin untuk melakukan praktik.
Dampak tersebut kemudian mendorong Zholia untuk memalsukan ijazah sarjana kedokteran dan surat verifikasi pada 1995.
Meski memiliki keganjalan kasat mata, dari penulisan kata verifikasi pada ijazahnya yang salah ejaan.
Tetapi, kedua sertifikat itu tetap diterima oleh General Medical Council (GMC) Inggris yang kemudian mendaftarkannya sebagai dokter.
Setelah vonis tersebut, GMC telah meminta maaf karena tidak teliti memeriksa sertifikat Alemi pada 1990-an.
Sejak itu GMC memperketat pemeriksaan terhadap sekitar 3.000 dokter asing yang bekerja di Inggris.
Adapun latar belakang dan riwayat hidup Zholia yakni pernah mendekam di penjara selama 5 tahun atas tiga tuduhan penipuan pada 2018.