FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Peneliti Saiful Mujanni Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad menegaskan, Islam mestinya membela yang tertindas. Bukan melegitimasi penindasan.
“Islam seharusnya membela yang tertindas, bukan malah jadi stempel legitimasi penindasan,” kata Saidiman dikutip dari unggahannya di X, Kamis (19/6/2025).
Pernyataan Saidiman itu ia dasarkan melalui buku yang ditulis Prof Musda Muliaman berjudul Muslimah Reformis. Di buku itu, disebutkan isi Alquran didominasi nilai moral etis.
“Islam, melalui Al Quran, didominasi oleh nilai-nilai moral-etis. Prof. Musdah Mulia mencatat setidak 97 persen kitab yang disucikan ummat Islam itu berisi muatan etis, hanya 3 persen yang berisi hukum,” ujar Saidiman.
“Namun ummat yang mendaku menjadikan Al Quran sebagai pedoman hidup, justru mereduksi agama sekadar petunjuk teknis halal dan haram,” tambah Saidiman.
Bagi tokoh yang dikenal sebagai muslimah reformis dari Indonesia itu, Islam pada dasarnya membawa ajaran-ajaran luhur. Tapi yang terjadi ironis.
“Ternyata ummat dan para elit justru mereduksinya untuk kepentingan pemenuhan syahwat sesaat, termasuk syahwat politik,” ujarnya.
Padahal menurutnya, Islam mengajarkan Armani dan perdamaian. Mengingat Islam sendiri artinya damai.
“Menurut Musdah, tidak ada perdamaian tanpa keadilan. Dan tidak ada keadilan tanpa pembelaan pada kelompok tertindas,” pungkasnya.
(Arya/Fajar)