Selain itu, juga Dani Iskandar, Indra, Yulianto dari Tim Jakarta. Ada juga Prasetyo Edi Marsudi (DPRD DKI, PDIP), Andi Widjajanto (mantan Sekretaris Kabinet dan Gubernur Lemhannas), M. Syarif (Gerindra DKI), dan Juri Ardiantoro (mantan Ketua KPUD DKI dan KPU Pusat).
Dikatakan Roy, klarifikasi dari pihak-pihak yang disebut masih belum tegas. Terutama pada sikap Andi Widjajanto, yang terkesan sungkan memberikan konfirmasi atau bantahan keras terhadap pernyataan Beathor.
“Sikap kehati-hatian itu bisa dimaklumi, mengingat beliau adalah mantan pejabat negara. Namun faktanya, ia juga tidak secara eksplisit menolak narasi dari Beathor. Ini justru memunculkan ruang tafsir liar di masyarakat,” tambahnya.
Roy juga menyinggung metode wawancara yang digunakan oleh Mikhael Sinaga dalam kanal YouTube Sentana TV.
Wawancara tersebut dilakukan secara doorstop tanpa editing, yang menurutnya justru menampilkan sisi kejujuran dan keterbukaan yang jarang terlihat dalam konten digital lainnya.
“Saya apresiasi sikap jujur dari media seperti Sentana TV dan Balige Academy. Mereka menayangkan seluruh proses tanpa sensor, termasuk saat Pak Ir. Kasmudjo membantah pernah menjadi dosen pembimbing skripsi atau dosen pembimbing akademik Jokowi di UGM. Ini sangat spektakuler dan memalukan bagi pihak yang selama ini mengklaim sebaliknya,” tegasnya.
Roy kemudian membawa publik mundur ke latar historis kawasan Pasar Pramuka, yang menurutnya sudah sejak lama dikenal sebagai tempat jasa pengetikan dan penyedia bahan-bahan akademik.