Dedy Nur PSI: Jangan Tiru Blusukan Jokowi Kalau Hanya Demi Kamera

  • Bagikan
Jokowi saat blusukan di Pasar Terong, tampak Wali Kota Makassar, Danny Pomanto, ikut mendampingi.

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Biro Ideologi dan Kaderisasi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedy Nur, kembali bercerita mengenai gaya kepemimpinan Presiden ke-7 RI, Jokowi.

Ia menyebut, blusukan yang selama ini identik dengan Jokowi bukan sekadar strategi pencitraan, melainkan bagian dari jati diri politik sang presiden.

“Dalam politik Jokowi, blusukan adalah seni turun ke bumi. Ia bukan sekadar jalan kaki di gang sempit atau menyapa pedagang di pasar,” ujar Dedy di X @DedynurPalakka (22/6/2025).

Dikatakan Dedy, blusukan adalah bentuk perjumpaan yang tulus antara pemimpin dan rakyat, sebuah proses yang tidak bisa direkayasa oleh kamera ataupun skenario komunikasi.

“Blusukan adalah ritus perjumpaan langsung antara pemimpin dan detak jantung rakyat. Tidak ada kamera yang bisa memalsukannya, tidak ada naskah yang bisa mengatur detak jantungnya. Sebab, yang turun langsung ke rakyat bukan kaki, tapi hati nurani,” jelasnya.

Dedy bahkan menilai bahwa Jokowi bukan hanya sekadar pelaku dari budaya blusukan, tetapi telah menyatu dengan maknanya.

“Jokowi tidak menciptakan blusukan, ia menjadi blusukan itu sendiri. Tubuhnya yang kurus melintasi lorong-lorong sempit bukan karena perintah, tapi karena panggilan,” tambahnya.

Ia juga menegaskan bahwa pendekatan Jokowi kepada masyarakat bukan ditujukan untuk meraih simpati semu, tetapi lebih kepada mengembalikan politik ke hakikatnya.

“Ia tidak sedang mencuri simpati, ia sedang mengembalikan politik ke tempat asalnya: di tengah-tengah manusia biasa,” katanya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan