Dedy Nur PSI: Jangan Tiru Blusukan Jokowi Kalau Hanya Demi Kamera

  • Bagikan
Jokowi saat blusukan di Pasar Terong, tampak Wali Kota Makassar, Danny Pomanto, ikut mendampingi.

Dedy menyitir pendekatan ini sebagai bentuk politik yang realistis, merujuk pada pemikiran Machiavelli, bukan sekadar idealisme kosong.

“Dalam bahasa Machiavellian ia adalah politik yang paling realis, bukan idealis,” ucapnya.

Ia pun menyindir pihak-pihak yang meremehkan gaya blusukan sebagai pencitraan.

“Blusukan bukan pencitraan. Justru mereka yang menganggapnya pencitraanlah yang tak pernah mengerti bagaimana rasanya menghirup bau comberan sambil mendengar harapan dari seorang ibu penjual sayur jam lima pagi,” tegas Dedy.

Blusukan, lanjutnya, tidak bisa dipaksakan atau ditiru secara mekanis. Tanpa ketulusan, semua akan tampak canggung dan hambar.

“Kalau tidak tumbuh dari rasa peduli, ia hanya akan jadi parade kikuk tanpa jiwa. Kalau tidak berasal dari keinginan tulus untuk mendengar, ia hanya akan jadi safari basa-basi yang memalukan,” terangnya.

Ia mengingatkan bahwa blusukan bukan soal tampilan, tapi keterlibatan.

“Maka jangan tiru blusukan kalau kamu hanya ingin terlihat baik atau hanya ingin pencitraan palsu. Sebab blusukan bukan soal terlihat, bukan soal pencitraan, ini adalah soal terlibat langsung bersama rakyat,” Dedy menuturkan.

Blak-blakan, Dedy menyampaikan kekagumannya terhadap Jokowi yang dinilainya berhasil menerjemahkan prinsip dasar demokrasi dalam tindak nyata.

“Jokowi memahami arti paling fundamental dari prinsip datang dari rakyat, bekerja untuk rakyat dan kembali menjadi rakyat. Tetap bersinar Pakde Jokowi,” pungkasnya.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan