Tifauzia juga menyebut adanya luka memanjang di bagian leher Presiden yang menurutnya dapat menimbulkan rasa tidak nyaman di sekujur tubuh.
“Ada luka memanjang di leher. Pasti gatal sekali rasanya sekujur tubuh,” ucapnya.
Tidak hanya itu, ia menegaskan pentingnya penanganan medis yang lebih serius terhadap kondisi Kepala Negara. Ia mengimbau agar Jokowi tidak hanya mengandalkan perawatan ringan.
"Semoga lekas sembuh, Pak. Segera ke Rumah Sakit, jangan hanya rawat jalan,” tandasnya.
Sebelumnya, ajudan Presiden ke-7 RI, Kompol Syarif Fitriansyah, memastikan bahwa kondisi kesehatan Jokowi tidak mengarah pada penyakit serius.
Ia menepis berbagai spekulasi yang berkembang terkait ruam kulit yang dialami oleh Jokowi.
"Beliau enggak ada ngerasain panas, enggak ada ngerasain gatal. Jadi, pure hanya alergi biasa. Autoimun juga, enggak," kata Syarif kepada wartawan, kemarin.
Sinyal kekhawatiran publik mencuat setelah Jokowi tidak hadir dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, pada 2 Juni 2025.
Absennya mantan Presiden itu diketahui disebabkan oleh gangguan alergi kulit.
Lebih lanjut, Syarif menjelaskan bahwa gangguan tersebut muncul usai Jokowi melakukan perjalanan ke Vatikan dan diduga berkaitan dengan perubahan cuaca.
"Bapak saat ini sedang pemulihan dari alergi kulit pasca pulang dari Vatikan," ucapnya.
Menurutnya, reaksi kulit yang dialami Jokowi bisa jadi merupakan respons tubuh terhadap kondisi iklim yang berbeda antara Eropa dan Indonesia.