Said Didu Sebut Rezim Jokowi Makelar Utang: Beban Bunga dan Pokok Capai 40 Persen APBN

  • Bagikan
Said Didu

“Fabrikasi ekonomi cukup dilakukan dengan memanipulasi angka deflator. Artinya, otak-atik angka deflator dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan, alias manipulatif,” jelasnya.

Ia bahkan mencontohkan bahwa negara-negara lain seperti Argentina, Turki, Yunani, China, dan India pun pernah dicurigai melakukan praktik serupa.

Dalam kasus India, kata Anthony, bahkan mantan penasihat ekonominya Arvind Subramanian menyebut angka pertumbuhan ekonomi terlalu tinggi 2,5 persen dari kenyataan. Anthony memperkirakan hal serupa bisa terjadi di Indonesia.

“Fabrikasi pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini terlalu tinggi sekitar 2 persen. Sehingga pertumbuhan ekonomi sebenarnya hanya sekitar 3 persen, bahkan bisa jadi cuma 2,5 persen,” kuncinya.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan