Iran Bersiap Hentikan Kerja Sama dengan IAEA, Parlemen Sebut Jadi Alat Tekanan Politik

  • Bagikan
Iran meluncurkan serangan balasan ke Israel pada Jumat (13/6/2025).

Di sisi lain, wacana keluar dari Traktat Nonproliferasi Nuklir (Non-Proliferation Treaty/NPT) juga mencuat di dalam negeri. Mantan anggota parlemen Akbar A’lami menyatakan, "Jika keanggotaan kita dalam NPT tidak dapat melindungi kita dari sanksi atau serangan, maka apa manfaatnya kita tetap bertahan?".

Meski demikian, Iran tetap bersikukuh bahwa bom nuklir bertentangan dengan prinsip Islam.

Arah politik dalam negeri kini menunjukkan semangat persatuan nasional yang diklaim Presiden Masoud Pezeshkian sebagai hasil dari keteguhan Iran melawan tekanan eksternal.

Namun, para kritikus menyatakan bahwa solidaritas ini muncul dari kemarahan terhadap Israel, bukan kepercayaan terhadap pemerintah.

Mantan Presiden Hassan Rouhani mengingatkan, "Perdamaian abadi hanya bisa dicapai lewat rasionalitas dan ketahanan strategis, bukan lewat ilusi kosong penuh semangat perang".

Di tengah perdebatan itu, muncul pula kritik tajam atas lemahnya pertahanan udara Iran serta keterlambatan Rusia memenuhi kontrak pengiriman jet tempur Sukhoi-35.

Selain itu, meningkatnya arus pengungsi dari Afghanistan dan Kurdistan Irak disebut telah memperlemah stabilitas keamanan domestik, yang kini menjadi fokus pembahasan dalam masa rekonstruksi pascakonflik. (jpg)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan