Kata Heru, inisiatif tersebut lahir dari rasa solidaritas kemanusiaan dan kekeluargaan sesama alumni UGM. Ia mengingatkan bahwa Jokowi pun secara resmi disebut sebagai alumni kampus tersebut.
"Kita pertama pakai entitas manusia. Kedua, dalam entitas alumni. Pak Jokowi pun disebutkan oleh UGM pernah dan lulus di UGM," imbuhnya.
Heru menyebut nama Rismon, Tifauzia Tyassuma (Tifa), dan Roy Suryo sebagai “pemilik panggung” dalam isu ijazah Jokowi. Ia mendorong agar mereka mengambil peran besar dalam membuka lembaran baru.
"Anda sekalian adalah individu yang sedang menjadi catatan dan pelaku sejarah, saat ini juga pak Jokowi memiliki andil yang sama anda bertiga, makanya dalam konteks ini kita tunjukkan kebesaran hati," terangnya.
Ia berharap, dengan semangat kenegarawanan dan kedewasaan spiritual, semua pihak bisa meninggalkan konflik lama demi penyelesaian yang lebih bermartabat.
"Kita lihat kebangkitan jiwa spiritual itu menjadi prioritas utama," tandasnya.
Heru bilang, keinginan Rismon agar bebas dari jerat hukum bukanlah hal yang rumit untuk dicapai jika pendekatannya adalah kemanusiaan.
"Kalau mas Rismon pengen terbebas dari jeratan hukum, pidana yang notabene dilakukan pak Jokowi, itu hal sangat sepele dalam perspektif kemanusiaan. Itu sangat kecil untuk diselesaikan," kuncinya.
(Muhsin/fajar)