Dikatakan Karding, menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dengan keterampilan justru bisa menjadi jalan keluar yang efektif.
Saat menjawab pertanyaan peserta terkait minimnya lapangan pekerjaan di dalam negeri, Karding menegaskan bahwa hal itu bukan menjadi ranah kewenangannya.
"Pertanyaan itu harusnya tanya kemenaker, bukan saya. Karena yang bertanggung jawab soal penyerapan tenaga kerja dalam negeri itu Menaker, saya menyerap yang ke luar negeri," tegasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa peran Kementerian P2MI adalah mengarahkan dan memfasilitasi Warga Negara Indonesia (WNI) agar bisa bekerja ke luar negeri secara legal dan aman.
"Justru bekerja di luar negeri jembatan kita menapak karir lebih bagus, karir global. Jadi bekerja di luar negeri bukan pilihan alternatif. Kalau menurut saya ini pilihan paling utama," tambahnya.
Tak hanya itu, Karding juga menyinggung potensi pekerja migran sebagai instrumen soft power Indonesia di kancah global. Ia menyebut, negara-negara maju seperti Korea Selatan telah berhasil menyebarkan pengaruh lewat budaya populer, dan Indonesia bisa melakukannya melalui PMI yang memiliki kompetensi tinggi.
"Kalo sekarang menguasai bukan dengan perang, tapi ide dan gagasan, Korea Selatan menguasai kita karena K-Popnya didesain bagus. Kita kuasai dunia dengan kirim PMI yang punya skill sehingga nilai-nilai ke-Indonesiaan itu menyebar ke seluruh dunia," tandasnya.
Karding bilang, pekerja migran berkualitas bisa membuka jalan bagi generasi Indonesia untuk menduduki posisi penting di level internasional.