Konflik di Timur Tengah, Menlu Sugiono: Bisa Membuka Ruang Konflik Kawasan Indo-Pasifik

  • Bagikan
Menteri Luar Negeri Sugiono

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Permusuhan antara Israel dengan sejumlah negara di kawasan Timur Tengah, terutama dengan Palestina, Lebanon, Suriah, bahkan Iran membuat kawasan tersebut berada dalam titik krisis.

Kendati, perang antara Iran dan Israel sudah resmi tercipta gencatan senjata, namun tidak menutup kemungkinan terjadinya perang serupa di masa mendatang. Apalagi, ada ambisi Israel untuk melenyapkan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono mengungkapkan, kawasan Timur Tengah saat ini memang berada dalam titik krisis geopolitik yang semakin meruncing. Situasi tersebut berpotensi memicu konflik terbuka tidak hanya di kawasan itu sendiri, tetapi juga di wilayah lain termasuk Indo-Pasifik.

“Timur Tengah saat ini berada di titik krisis dan sekali lagi kita tidak menutup mata. Jika situasi ini tidak dikelola dengan baik, maka rivalitas geopolitik yang semakin meruncing dan semakin membuka ruang bagi konflik terbuka di berbagai belahan dunia, termasuk di kawasan Indo-Pasifik, itu bisa akan semakin meningkat suhunya,” kata Sugiono dalam ralat kerja dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/6).

Sugiono menekankan, perkembangan ini merupakan sesuatu yang sama-sama tidak diinginkan oleh komunitas internasional. Ia menjelaskan, langkah konkret yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam merespons perang itu dengan mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah konflik.

“Pada tanggal 15 serangan ke Iran, kami memerintahkan untuk meningkatkan status KBRI Teheran dari Siaga II menjadi Siaga I. Kami juga meminta kepada seluruh WNI di wilayah Iran dan Israel untuk melaporkan diri serta berkoordinasi sehingga bisa diambil langkah-langkah evaluasi,” jelasnya.

Ia menyebut, dari total 386 WNI yang terdata di Iran, sebanyak 97 orang telah berhasil dievakuasi melalui Azerbaijan. Sementara itu, sebagian warga lainnya masih memilih untuk tetap tinggal dan belum menyatakan kesediaan untuk pindah, namun kondisi mereka terus dipantau secara berkala.

“Mudah-mudahan dengan adanya gencatan senjata dan perdamaian ini, kondisi mereka berada dalam situasi yang baik,” ucap Sugiono.

Tak hanya di Iran, pemerintah juga mengintensifkan upaya perlindungan WNI di wilayah Israel.

“Secara paralel, KBRI Amman juga memfasilitasi evakuasi 26 WNI dari wilayah Tel Aviv, Yerusalem, dan Arava. Rencana evakuasi bagi WNI di wilayah-wilayah ini masih akan terus kami lanjutkan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Sugiono mengatakan pihaknya telah menginstruksikan seluruh kantor perwakilan Kementerian Luar Negeri di wilayah Timur Tengah untuk menyiapkan langkah-langkah kontinjensi demi menjamin perlindungan WNI. Bahkan, pihaknya membentuk gugus tugas khusus bernama Crisis Respond Team guna menghadapi kemungkinan terburuk.

“Jika sewaktu-waktu perkembangan situasi memaksa kita mengevakuasi warga negara dari negara-negara tersebut, kami telah memiliki mekanisme yang siap dijalankan,” pungkasnya. (fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan