FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Isu soal keaslian ijazah Presiden Joko Widodo kembali jadi perbincangan hangat. Kali ini, pernyataan datang dari politisi PDI Perjuangan, Andi Widjajanto, yang mengaku pernah melihat dan memegang langsung ijazah milik Jokowi saat masih menjabat sebagai Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-JK pada Pilpres 2014.
Dalam potongan video wawancara yang diunggah akun TikTok @argum980, Andi mengungkap bahwa dirinya secara langsung menangani seluruh kelengkapan administrasi pencalonan Jokowi, termasuk dokumen ijazah dari jenjang sekolah hingga perguruan tinggi.
“Saat saya menjabat sebagai Sekretaris Tim Kampanye Nasional untuk Jokowi-JK 2014, saya melihat dan memegang langsung ijazah dari Pak Jokowi, juga ijazah Pak JK,” ungkap Andi, dikutip TikTok @argum980 pada Selasa (1/7/2025).
Ia menambahkan, semua dokumen tersebut telah diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan dinyatakan sah sebagai syarat pencalonan presiden dan wakil presiden pada saat itu.
“Kelengkapan-kelengkapan administrasi, baik semua berkas-berkas data diri, ijazah sekolah hingga ijazah universitas, dikumpulkan dan diserahkan ke KPU sebagai persyaratan pencalonan Pak Jokowi dan Pak JK,” jelasnya.
Pernyataan Andi ini jelas bertolak belakang dengan tudingan yang selama ini dilontarkan oleh rekan separtainya sendiri, Beathor Suryadi. Beathor menjadi salah satu tokoh yang menyuarakan dugaan ijazah palsu Jokowi.
Ia bahkan sempat menyebut bahwa ijazah Jokowi dibuat di Pasar Pramuka, sebuah lokasi yang dikenal dengan praktik pemalsuan dokumen.
Dalam sebuah diskusi YouTube bersama mantan Ketua KPK, Abraham Samad, Beathor mengklaim mendapat informasi dari sumber yang disebutnya terpercaya.
Ia juga mengutip pernyataan Bambang Tri Mulyono dan mantan Rektor UGM, Sofyan Effendi, yang menyebut tidak menemukan nama Jokowi di data Fakultas Kehutanan UGM.
“Kita tentu berawal dari pernyataan Bambang Tri yang mengatakan Jokowi tidak punya ijazah. Ditambah pernyataan mantan Rektor Pak Sofyan Effendi yang mengatakan tidak ada nama Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM,” ucap Beathor.
Meski Bambang Tri sudah dijatuhi hukuman karena dianggap mencemarkan nama baik Presiden, Bahkan, ia kini mendukung langkah Roy Suryo dan timnya dalam menggali lebih jauh keaslian dokumen milik Jokowi.
“UGM sendiri membikin pernyataan itu asli. Tapi kawan-kawan Roy Suryo, Rismon, dan Ibu Tifa menyatakan itu tidak. Kalau mereka benar, maka UGM ini mengada-ada,” lanjutnya.
Di sisi lain, Rismon Sianipar juga ikut bersuara. Ia menyebut ada tiga nama penting yang menyerahkan dokumen pencalonan Jokowi kepada Andi Widjajanto, yakni David, Anggit, dan Widodo. Menurutnya, ketiganya adalah tokoh kunci dalam proses administrasi Jokowi di masa pencalonan.
“Orangnya nyata, David, Anggit, dan Widodo. Mudah-mudahan kita bisa temui salah satu atau bahkan ketiganya,” kata Rismon. (Wahyuni/Fajar)