Debat dengan Fadli Zon, Mercy Christie Nangis Soal Rudapaksa Massal 98, Lukman Saifuddin: Semakin Nyata…

  • Bagikan
Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon

Namun, pernyataan Fadli yang mengakui adanya pemerkosaan tetapi menilai istilah massal masih perlu pembuktian, memunculkan kekecewaan.

"Makin Pak Fadli bicara, rasanya kenapa makin sakit? Soal pemerkosaan, mungkin sebaiknya tidak perlu di forum ini, pak. Karena saya pas kejadian itu juga ada di Jakarta, sehingga saya tidak bisa pulang beberapa hari," kata Mercy.

Tak lama berselang, Mercy Barends turut menyuarakan kekecewaannya.

Ia menyinggung sikap pemerintah Indonesia yang dinilainya kurang tegas jika dibandingkan dengan pemerintah Jepang dalam kasus Jugun Ianfu, korban perbudakan seksual pada masa perang.

“Terkait Jugun Ianfu, pemerintah Jepang menerima semuanya. Duta besarnya bahkan menunduk minta maaf. Kita bangsa sendiri kenapa begitu berat menerima ini. Kalau saya bicara ini, kita sakit, pak,” tutur Mercy dengan mata berkaca-kaca.

Menanggapi hal tersebut, Fadli Zon memberikan klarifikasi. Ia menyatakan bahwa dirinya secara pribadi mengutuk peristiwa kekerasan seksual yang terjadi saat itu dan menyampaikan permohonan maaf bila pernyataannya terkesan tidak sensitif.

“Bu Mercy, saya minta maaf kalau ini dianggap insensitif. Namun, saya tegaskan, saya mengutuk dan mengecam peristiwa itu. Hanya saja terkait diksi ‘massal’ itu adalah pendapat pribadi, dan saya pikir itu masih bisa dibuktikan lebih lanjut,” jelas Fadli.

Lebih lanjut, Fadli menyampaikan pentingnya kajian yang lebih mendalam dan dokumentasi yang lebih akurat mengenai peristiwa tersebut.

Ia menyatakan keterbukaannya terhadap pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut, demi kejelasan hukum dan pencatatan sejarah.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan