Ironi, Paparan BPA Sudah Lampaui Batas dan Bahayakan Konsumen, Belum Ada Regulasi Usia Pakai Ganula

  • Bagikan
Galon usia lanjut atau ganula

BPA adalah senyawa kimia yang dikenal sebagai endocrine disruptor — zat yang meniru hormon estrogen dan bisa memengaruhi sistem hormonal manusia. Sejumlah riset global mengaitkan paparan BPA dengan gangguan tumbuh kembang anak, infertilitas, hingga risiko beberapa jenis kanker.

Risiko pelepasan BPA meningkat pada galon yang usianya sudah tua, sering terpapar sinar matahari, atau dicuci berulang kali dengan cara yang tidak tepat. Di sinilah ganula jadi masalah besar.

“Ganula ini sebetulnya galon zombie. Masih kelihatan layak, padahal sudah harusnya pensiun. Tapi produsen tetap membiarkannya beredar karena biaya produksi bisa ditekan. Padahal ini merugikan konsumen,” papar David.

Profesor Mochamad Cholid, pakar polimer Universitas Indonesia, menegaskan galon guna ulang sebaiknya hanya dipakai maksimal 40 kali — setara sekitar satu tahun, dengan asumsi satu minggu satu kali isi ulang. Melebihi itu, risiko migrasi BPA makin tinggi.

Sayangnya, mayoritas konsumen belum paham soal ganula. Survei KKI mencatat 43,4% responden tidak tahu ada aturan label BPA. Namun setelah tahu, 96% setuju aturan diterapkan secepatnya dan mendukung penarikan ganula dari peredaran.

Lebih memprihatinkan lagi, produsen air minum dalam kemasan sudah punya teknologi memproduksi galon baru yang bebas BPA. Namun galon-galon tua tetap dibiarkan bertahan di pasar.

“Kalau sudah bisa bikin galon bebas BPA, kenapa ganula tidak ditarik? Kan aneh. Ini murni soal keuntungan saja, sementara konsumen jadi korban,” kata David.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan