FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Eks Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, kembali melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan fiskal yang dijalankan di era Presiden Joko Widodo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Melalui akun X (dulu Twitter) pribadinya, ia menyentil besarnya beban utang negara yang menurutnya merupakan buah dari "duet maut" keduanya.
“Dahsyat hasil kerja duet Mulyono–Mulyani yang sepertinya dilanjutkan oleh rezim sekarang,” tulis Said Didu dalam unggahannya, dikutip @msaid_didu pada Kamis (3/7/2025).
Sindiran tersebut muncul setelah Sri Mulyani memaparkan posisi dan kondisi keuangan negara dalam Rapat Paripurna DPR yang membahas RUU Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2024.
Dalam penjelasannya, Menkeu menyebutkan bahwa total kewajiban pemerintah hingga akhir tahun 2024 baik jangka pendek maupun panjang telah mencapai Rp10.269 triliun.
Namun di sisi lain, Sri Mulyani juga mengungkapkan bahwa total aset negara saat ini berada di angka Rp13.692,4 triliun, dengan nilai kekayaan bersih atau ekuitas pemerintah sebesar Rp3.424,4 triliun.
“Ini menggambarkan kekayaan bersih negara dan kapasitas fiskal yang tetap dapat terjaga dan diandalkan untuk menopang kebutuhan pembangunan nasional secara berkelanjutan,” kata Sri Mulyani dalam rapat tersebut.
Menkeu juga menambahkan bahwa Saldo Anggaran Lebih (SAL) per akhir 2024 tercatat sebesar Rp459,5 triliun, tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Meski demikian, sebagian dari saldo tersebut telah digunakan, menyisakan Rp458,5 triliun.