"Sudah semestinya UGM dan Jokowi menempuh jalan kekeluargaan dan elegan dengan membuka dan menunjukkan ijazah tersebut yang masih menjadi kontroversi," tegas Nurmadi.
Menurutnya, kejujuran dan keterbukaan adalah harga mati. "Demi kejujuran dan keterbukaan harus jelas. Benar ataupun salah harus diungkap," tegasnya lagi.
Forum AKSI menekankan, apa pun status ijazah Jokowi, sebagai mantan presiden, dokumen tersebut harus benar-benar jelas untuk kepentingan sejarah bangsa.
"Bagaimanapun status ijazah Jokowi, mantan presiden sebagai dokumen negara perlu benar-benar clear untuk kebenaran sejarah," kuncinya.
Sebelumnya, Koordinator Relawan Alumni Universitas Gadjah Mada Bergerak (Relagama Bergerak), Bangun Sutoto, mengaku geram karena mantan presiden Jokowi tak kunjung menunjukkan ijazahnya.
Sebagai dampak dari sikap Jokowi, Bangun membeberkan bahwa nama baik UGM yang dikenal sebagai kampus kerakyatan itu tercemar.
"Kami mencermati sekaligus merasakan bahwa institusi UGM yang telah berjasa kepada kami saat masih menjadi mahasiswa, menjadi bulan-bulanan publik," ujar Bangun kepada fajar.co.id, Sabtu (5/7/2025).
"Marwah dan nama baik UGM telah tercemar dengan kasus yang remeh-temeh ini," tambahnya.
Jebolan UGM 2005 ini menegaskan kembali bahwa alumni memiliki kewajiban untuk menjaga nama baik almamater.
"Sebagai alumni, kami punya kewajiban untuk menjaga nama baik almamater. Itu dasar kami bersuara. Itu sah dan sudah menjadi satu keharusan bagi kami," tandasnya.
Menampik desas-desus bahwa mereka dikendalikan oleh pihak tertentu untuk menyerang Jokowi, Bangun langsung membantah.