Dalam unggahan itu, netizen lain juga menampilkan surat serupa yang diduga menunjukkan pola yang sama di masa sebelumnya.
Mereka menduga praktik ini bukan pertama kali terjadi, melainkan telah berlangsung cukup lama.
Salah satu akun, @AdamVelcro, mengecam keras tindakan ini dengan menyebutnya sebagai abuse of power atau penyalahgunaan kekuasaan.
Beberapa netizen juga menyoroti konflik kepentingan di balik kasus ini. Akun @raikage810 bahkan menyebut surat tersebut sebagai “tiruan dari yang sebelumnya,” menandakan praktik ini seolah menjadi hal biasa di kalangan pejabat.
Isu ini kemudian memicu diskusi luas mengenai penggunaan uang negara untuk keperluan yang dianggap tidak perlu, khususnya terkait perjalanan keluarga pejabat ke luar negeri.
(Muhsin/fajar)