"Kesehatan Mental untuk Ibu Baru: Menyambut Bahagia, Menghadapi Realita"
FAJAR.CO.ID — Menyambut kelahiran anak adalah momen yang penuh sukacita. Namun di balik senyuman dan foto-foto manis di media sosial, banyak ibu baru diam-diam berjuang melawan rasa cemas, lelah, bahkan sedih.
Ini bukan hal memalukan, melainkan sesuatu yang normal dan perlu diakui: kesehatan mental ibu baru sama pentingnya dengan merawat bayi.
Baby Blues, Depresi Pascamelahirkan, dan Stigma yang Membungkam
Diperkirakan 50–70% ibu mengalami baby blues dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan. Gejalanya bisa berupa mudah menangis, cemas berlebihan, mudah marah, sulit tidur, dan merasa kewalahan. Umumnya, kondisi ini akan membaik dalam dua minggu.
Namun, jika perasaan itu berlangsung lebih lama dan lebih berat, bisa jadi itu adalah depresi pascamelahirkan (postpartum depression)—kondisi medis serius yang membutuhkan bantuan profesional. Sayangnya, banyak ibu yang memilih diam karena takut dicap "tidak bersyukur" atau "tidak cukup kuat".
Padahal, depresi ini bukan soal lemah atau tidak bahagia—melainkan reaksi kimia, hormonal, dan psikologis yang bisa terjadi pada siapa pun, bahkan ibu yang sangat mencintai bayinya.
Faktor Risiko Gangguan Mental pada Ibu Baru
- Kurang tidur dan kelelahan ekstrem
- Perubahan hormon drastis setelah melahirkan
- Kurangnya dukungan dari pasangan atau keluarga
- Riwayat gangguan mental sebelumnya
- Tekanan ekonomi dan sosial
- Perasaan gagal menyusui atau merawat bayi
Tanda-Tanda yang Harus Diwaspadai
Jika Anda atau orang terdekat Anda mengalami beberapa hal di bawah ini, jangan diabaikan:
- Merasa sangat sedih atau hampa setiap hari
- Kehilangan minat pada hal-hal yang biasanya disukai
- Sulit menjalin ikatan dengan bayi
- Merasa menjadi ibu yang buruk
- Gangguan tidur parah (bukan karena bayi semata)
- Pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayi
- Menarik diri dari lingkungan sosial
Apa yang Bisa Dilakukan?
- Bicarakan perasaan Anda
Jangan merasa harus terlihat kuat setiap saat. Ceritakan apa yang Anda rasakan ke pasangan, sahabat, atau tenaga kesehatan. - Jangan ragu minta bantuan
Minta tolong untuk mengurus rumah, menjaga bayi sebentar, atau sekadar menemani. Ibu juga butuh istirahat. - Istirahat saat bisa
Tidurlah saat bayi tidur. Lupakan dulu cucian atau dapur—kesehatan Anda lebih penting. - Tetap makan dengan gizi seimbang
Tubuh Anda sedang memulihkan diri. Nutrisi yang cukup membantu stabilkan emosi. - Pertimbangkan terapi profesional
Konsultasi dengan psikolog atau psikiater bukan hal tabu. Mereka tahu cara membantu Anda pulih secara emosional. - Kelilingi diri dengan orang-orang suportif
Hindari lingkungan yang suka menghakimi atau membandingkan. Pilih komunitas ibu baru yang saling menguatkan.
Ibu Bahagia, Bayi Sehat
Menjadi ibu adalah proses belajar yang panjang dan tidak selalu mulus. Wajar jika Anda merasa tidak sempurna. Yang penting, Anda peduli dan berusaha semampunya.
Kesehatan mental ibu adalah fondasi bagi tumbuh kembang anak. Jadi, merawat diri bukan bentuk egois—melainkan bentuk cinta yang paling dasar.